Bisnis.com, JAKARTA – PT Jawa Satu Power menunjuk konsorsium General Electric (GE), Samsung C&T (Samsung) dan PT Meindo Elang Indah (Meindo) sebagai kontraktor rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 1.
Selain kontrak EPC, konsorsium PT Pertamina (Persero), Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation tersebut juga menandatangani perjanjian pemeliharaan dengan GE Power Services selama 25 tahun, yang meliputi pemeliharaan turbin gas, turbin uap, dan generator serta peralatan pembangkit listrik terkait lainnya.
Kesepakatan ini juga mencakup penggunaan rangkaian solusi digital GE Asset Performance Management (APM), untuk meningkatkan visibilitas, keandalan dan ketersediaan berbagai asset dari pembangkit.
Handry Satriago, Presiden dan CEO GE Indonesia mengatakan, Jawa Satu Power akan mendapatkan keamanan, prediksi yang tepat dan keandalan yang tinggi serta tetap memastikan kinerja optimal dengan biaya pemeliharaan berkelanjutan yang lebih rendah.
Selain itu, berbagai peralatan pembangkit tenaga listrik yang ada di sini juga akan menjadi bagian dari fasilitas yang dipantau oleh GE Monitoring and Diagnostic (M&D) Center di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.
"Efisiensi pembangkit listrik penting untuk menjaga tarif listrik tetap kompetitif dan terjangkau masyarakat. Di sinilah turbin gas GE 9HA.02 efisiensi tinggi dan perangkat lunak Asset Performance Management (APM) dari GE memainkan peranannya," kata Handry dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/3/2018).
"Kami sangat senang dapat mendukung klien kami PT Jawa Satu Power dan mitra konsorsium EPC, Samsung dan Meindo, dengan turbin gas HA yang sangat efisiensi serta kesepakatan layanan pemeliharaan untuk membantu menghadirkan listrik yang lebih efisien, andal dan terjangkau di Indonesia di tahun-tahun mendatang."
PLTGU Jawa 1 akan menjadi pembangkit listrik dengan teknologi combined-cycle terbesar di Indonesia, menggunakan teknologi turbin gas HA terbaru dari GE.
PLTGU Jawa 1 diperkirakan akan bisa menambah pasokan listrik sekitar 1.760 MW ke dalam jaringan listrik nasional, atau setara dengan pasokan ke 11 juta rumah di Indonesia. Pembangkit listrik ini akan menggunakan dua turbin gas GE 9HA.02, dan diharapkan mulai beroperasi pada pertengahan 2021.
GE dikenal sebagai penyedia pembangkit listrik dengan teknologi combined-cycle paling efisien di dunia pada tahun 2016 dengan teknologi HA-nya. Teknologi HA juga menawarkan fleksibilitas terdepan di industri - mampu memberikan daya penuh ke dalam jaringan dalam waktu kurang dari 30 menit - dan menghasilkan daya yang lebih bersih, lebih andal dan berkelanjutan kepada pelanggan. Dengan lebih dari 70 unit yang dipesan sampai saat ini di empat benua, HA merupakan turbin gas dengan pertumbuhan dalam jumlah tercepat di dunia. HA sudah digunakan di lebih dari 16 negara, termasuk Amerika Serikat, Meksiko, China, Jepang, Brazil, Prancis, dan Malaysia.
GE memiliki hubungan kerjasama panjang dengan Pertamina, Marubeni, dan Sojitz yang dibangun berdasarkan prinsip saling menghormati dan mempercayai dalam berbagai proyek di Asia, Timur Tengah dan Australia, menciptakan sebuah kerjasama saling menguntungkan dalam tatanan energi global.