Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemain Ruang Pergudangan Tak Khawatir Maraknya Gudang Online

Pelaku pergudangan konvensional tak khawatir dengan kehadiran marketplace yang menawarkan jasa hunian untuk pergudangan lantaran memiliki segmen yang berbeda.
Aktivitas karyawan di salah satu gudang yang ada di Cikarang Dry Port./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas karyawan di salah satu gudang yang ada di Cikarang Dry Port./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com,JAKARTA— Pelaku pergudangan konvensional tak khawatir dengan kehadiran marketplace yang menawarkan jasa hunian untuk pergudangan lantaran memiliki segmen yang berbeda.
Investor Relations, PT Mega Manunggal Property Tbk., Asa Siahaan mengatakan era ekonomi berbagi lebih tepat bagi konsumen dan pola bisnis Business to Consumer (B2C) dibandingkan Business to Business (B2B). Selain itu imbuh dia juga lebih tepat menyasar sektor UMKM  yang memerlukan kapasitas penyimpanan lebih kecil.
Sementara itu, perusahaan memiliki pasar yang berbeda yakni produsen internasional seperti barang konsumsi. Pasar itu memerlukan ukuran dan spesifikasi penyimpanan tertentu. Saat ini permintaan untuk pergudangan jenis ini cukup tinggi dan perusahaan masih berupaya keras untuk memenuhinya. Sehingga kata dia belum terpikir untuk mengeksplorasi lebih jauh potensi digitalisasi dan kolaborasi marketplace kedepnnya.
“Kami lihat di luar negeri, Eropa luar negeri juga sudah banyak seperti itu. Tapi benar-benar beda segmennya karena itu rumah individu dengan luasan kecil,”katanya kepada Bisnis Selasa (6/3).
Tahun ini MMLP masih fokus melakukan konstruksi 3 pergudangan baru. Mega Manunggal juga tengah dalam proses negosiasi dengan 2-3 perusahaan logistik dan perusahan fast moving consumer good (FMCG) yang berniat menyewa gudang-gudang perseroan.
Saat ini, Mega Manunggal memiliki penyewa dari berbagai jenis usaha. Namun, penyewa yang menonjol berasal dari perusahaan logistik, consumer goods, dan perdagangan elektronik (e-commerce).
Senada PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang juga memiliki bisnis pergudangan belum mau banyak berkomentar tentang penetrasi marketplace dan era ekonomi. Hubungan Investor SSIA, Erlin Budiman mengatakan untuk  masuk dalma bisnis ini diperlukan perizinan dan persetujuan dari pemerintah, supaya berkelanjutan.
“Kalau rumah pribadi artinya tidak ada perizinannya untuk pergudangan. Bila tidak ada license dan izin - akan tidak sustainable,”katanya.
Perusahaan kata dia teah memiliki 47.000 meter persegi kawasan pergudangan mellaui anak usahanya PT SLP Surya Ticon Internusa (SLP), kerja sama dengan Mitsuie Co.,ltd (Mitsui) dan Ticon Industrial Connection PLC (TICON) di Karawang. Karawang sebutnya masih prospectif bagi tenan di industri logistik ataupun otomotif.
Kemudian lanjutnya perusaahan juga memiliki lahan pergudangan di Banjarmasin dan Makassar seluas 20.000 meter persegi.  Menurutnya perkembangan bisnis pergudangan di luar Jawa juga memiliki peminat tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper