Bisnis.com, JAKARTA - Pengalaman panjang sebagai duta besar membuat Djauhari Oratmangun, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat China merangkap Mongolia, menyadari betul pentingnya persepsi. Menurutnya, dengan persepsi yang positif meningkatkan kerja sama antarnegara menjadi lebih mudah.
“Sejauh ini bagi saya adalah masalah persepsi. Kita berkompetisi dengan negara lain yang ingin menarik investasi, dan menarik perdagangan dengan China, karena negara tersebut punya sekitar US$3 triliun lebih cadangan devisa,” ujarnya kepada Bisnis.
Djauhari menuturkan untuk membentuk persepsi positif, pendekatan people-to-people memainkan peran vital. Selain itu, strategi komunikasi yang baik menjadi senjata lain untuk membangkitkan persepsi positif.
Salah satu cara yang disiapkan mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia dan Belarus ini ialah meningkatkan kerja sama bidang pendidikan, kebudayaan, dan pertukaran media. Selai itu, KBRI Beijing juga bakal aktif memanfaatkan jejaring sosial untuk memberikan gambaran positif tentang hubungan diplomatik kedua negara.
Seperti diketahui, Indonesia berambisi menarik sebanyak mungkin wisatawan asal China. Sayangnya, salah satu kendala yang sering disebutkan ialah adanya sentimen anti China di Indonesia. Padahal persepsi seperti itu tidak sepenuhnya benar jika kedua warga negara saling mengenal lebih dekat.
Djauhari melanjutkan baik Indonesia maupun China tentu ingin memiliki hubungan diplomatis yang baik, yang memberikan dampak positif bagi kedua negara. Indonesia sebagai salah satu negara besar di Asean harus cepat memanfaatkan peluang pertumbuhan ekonomi China.
“Kalau bukan kita yang menarik manfaat dari situ, maka negara lain yang akan menarik manfaat tersebut. Dengan persepsi yang positif, maka manfaat yang diambil bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, menyerap lapangan pekerjaan dan lain-lain,” imbuh duta besar yang sempat bercita-cita menjadi petinju ini.