Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan pelayaran milik negara PT Djakarta Lloyd (Persero) menjajaki kerja sama jasa kapal dengan PT PGN LNG Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Direktur Utama Djakarta Lloyd, Suyoto mengatakan perseroan berpeluang menyediakan jasa kapal untuk FSRU Lampung, Floating Storage Regasification Unit milik PGN LNG. Dia menambahkan, perseroan perlu dua kapal tunda untuk melayani jasa penundaan kapal FSRU milik PGN LNG.
Menurut Suyoto, bila negosiasi berjalan mulus, Djakarta Lloyd bisa memulai ekspansi di segmen ship to ship pada pertengahan 2018.
"Kami sudah bertemu dengan mereka [PGN LNG] dan kami perlu berhitung lagi. Yang jelas untuk 1 FSRU itu butuh minimal 2 kapal tunda," ujarnya kepada Bisnis hari ini Rabu (21/2/2018).
Suyoto menerangkan, Djakarta Lloyd punya dana yang cukup untuk menambah armada kapal tunda. Dia menyebut perseroan saat ini baru menggunakan dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp90 miliar dari Rp350 miliar yang dikucurkan negara. Modal ini akan menjadi pendamping pinjaman perbankan dalam mendanai ekspansi pembelian kapal.
Sebelumnya, dua pekan lalu Djakarta Lloyd menjalin kerja sama dengan PT Dire Pratama, anak usaha PT Darma Henwa Tbk., di bidang penyediaan pelayanan jasa penundaan kapal dan pemanduan kapal.Kerja sama juga mencakup penyediaan jasa penundaan kapal dan pemanduan kapal, bisnis pengerukan atau dredging, serta angkutan batu bara domestik dan internasional.
Sebagaimana diketahui, Dire Pratama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha kepelabuhan dan usaha penunjang pertambangan. Berdasarkan publikasi Darma Henwa, kapasitas barging terminal batu bara yang dioperasikan Dire Pratama mencapai lebih dari 11 juta ton per tahun.