Bisnis.com, JAKARTA--Komisi Eropa menyatakan keberatan terhadap rencana pemerintah Amerika Serikat untuk menperketat impor baja dan aluminium.
Seperti dilansir dari Reuters pada Selasa (20/2/2018), Komisi Eropa juga memberikan peringatan kepada pemerintah AS bahwa mereka akan bereaksi apabila kebijakan tersebut memukul industri baja dan aluminium Eropa.
"Kami telah menyatakan secara jelas kepada pemerintah AS pada level tertinggi bahwa kami sangat peduli apabila kebijakan tersebut berdampak ke industri kami," ujar Juru Bicara Komisi Eropa Margatitis Schinas.
Dia menambahkan pihaknya siap mengambil tindakan untuk melindungi industri yang berada di kawasan Uni Eropa dan bereaksi dengan cepat apabila ekspor menurun akibat kebijakan pemerintah AS tersebut.
Namun, dia menegaskan upaya tersebut bukan berarti Uni Eropa tengah perang di sektor perdagangan dengan AS.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada minggu lalu bahwa dia tengah mempertimbangkan berbagai macam opsi, termasuk pengenaan bea masuk dan pembatasan kuota, untuk mengatasi impor baja dan aluminium. Trump menilai impor baja dan aluminium dari Asia menganggu produsen dalam negeri dengan praktik unfair trade.
Departemen Perdagangan AS pada Jumat minggu lalu juga telah memberikan rekomendasi kepada Trump untuk menerapkan kebijakan menekan impor dua komoditas tersebut dari China dan negara lainnya, mulai dari pengenaan tarif global dan tarif spesifik berdasarkan negara hingga perluasan kuota impor.
Selain Komisi Eropa, pabrikan baja Jepang juga menyatakan kekhawatiran terkait rencana pemerintah Amerika Serikat untuk memangkas impor baja.
"Kalau kebijakan itu diterapkan, pasokan baja ke AS akan balik ke Asia karena tidak ada tujuan ekspor lain. Ini berdampak negatif untuk kami," ujar Executive Vice President Nippon Steel & Sumitomo Metal Corp. Toshiharu Sakae.
Sakae menuturkan pelaku industri baja di Jepang akan meminta kepada pemerintah untuk memberitahu pemerintah AS bahwa mereka menentang rencana tersebut karena mendukung kebijakan perdagangan bebas.
Pabrikan baja asal Jepang lainnya, JFE Holdings, juga menyatakan kekhawatiran yang sama terkait rencana tersebut. "Tindakan AS dapat memicu pembalasan dari negara lainnya. Yang paling merepotkan adalah negara-negara lain juga menerapkan proteksionisme," ujar Eiji Hayashida, Presiden JFE.