Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Delisting Rumput Laut: KKP Pastikan Budi Daya Berlangsung Alami

Pemerintah memastikan penanganan rumput laut dari hulu hingga hilir menggunakan cara-cara alamiah sehingga karaginan tidak patut jika dicoret dari daftar bahan pangan organik Amerika Serikat.
Nelayan rumput laut/Antara
Nelayan rumput laut/Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah memastikan penanganan rumput laut dari hulu hingga hilir menggunakan cara-cara alamiah sehingga karaginan tidak patut jika dicoret dari daftar bahan pangan organik Amerika Serikat.

Dirjen Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengatakan pemerintah terus melobi AS dan mengungkapkan fakta-fakta ilmiah sistem budi daya rumput laut Eucheuma cottoni yang menjadi bahan baku karaginan.

"Pembibitan tidak menggunakan bahan terlarang, budi dayanya tidak menggunakan pupuk. Produksinya juga tanpa bahan suplemen dan dipelihara di alam," katanya saat dihubungi, Senin (19/2/2018).

Di sisi hilir, lanjut dia, proses pengeringan maupun peningkatan kualitas juga tidak menggunakan bahan kimia.

Slamet mengatakan lobi pemerintah diwakili oleh Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, bersama dengan Kementerian Perdagangan.

Delisting karaginan dari daftar bahan pangan organik National Organic Standards Board (NOSB) dapat memukul ekspor produk rumput laut Indonesia jika wacana itu digolkan oleh Departemen Pertanian AS. Pasalnya, Negeri Adidaya selama ini menyerap produk rumput laut Indonesia yang telah diolah lebih dulu di China.

Indonesia mengekspor rumput laut Euchema dan Gracilaria kering sebanyak 50% dari kebutuhan dunia, yang 70% di antaranya dikapalkan ke China. Berdasarkan data BPS, Indonesia mengekspor 137.859 ton rumput laut dan ganggang lainnya senilai US$113,8 juta ke berbagai negara sepanjang Januari-Oktober 2017. China menyerap 117.795 ton senilai US$95,2 juta. Selanjutnya, Negeri Tirai Bambu lantas mengapalkan karaginan ke AS dan Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper