Bisnis.com, JAKARTA - Lebih rendahnya perkembangan pembangunan smelter PT Freeport Indonesia dibandingkan dengan PT Amman Mineral Nusa Tenggara membuat wacana kerja sama membangun smelter yang sempat mencuat menjadi revelan.
Direktur Eksekutif Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Ciruss) Budi Santoso mengatakan akan sangat wajar apabila Freeport Indonesia bergabung dengan Amman Mineral Nusa Tenggara. Hal itu pun dimungkinkan secara aturan.
"Secara undang-undang tidak dilarang, tetapi sebaiknya pemerintah meninjau kembali kebijakannya dengan Freeport kalau memang Freeport tidak mendirikan smelter sendiri," katanya kepada Bisnis, Senin (19/2/2018).
Menurutnya, apabila sampai bekerja sama, jangan sampai Freeport Indonesia hanya menumpang agar bisa mendapatkan rekomendasi ekspor. Dalam hal ini pengawasan ketat sangat diperlukan.
"Pemerintah juga harus memastikan bahwa 100% produksinya diolah di dalam negeri," tuturnya.
Sebelumnya, dalam conference call kuartal IV/2017 pada akhir bulan lalu, CEO Freeport-McMoRan Inc., induk usaha Freeport Indonesia, Richard C. Adkerson menuturkan pihaknya membuka peluang untuk bekerja sama dengan Amman Mineral dalam membangun smelter.
"Akan masuk akan bagi kami untuk melakukannya [membangun smelter] bersama. Jadi, kami melakukan pembicaraan terkait hal itu," ujarnya.