Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian memprediksi produksi teh Indonesia hanya akan meningkat kurang dari 1% pada 2018, dibandingkan realisasi produk sementara tahun lalu.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), angka sementara produksi teh dalam negeri mencapai 139.362 ton pada 2017. Adapun produksi tahun ini diestimasi hanya akan mencapai 140.084 ton.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementan Bambang mengakui kendati bertumbuh, peningkatan produksi teh dalam negeri tersebut memang sangat kecil. Namun, dia menyampaikan bahwa peningkatan produksi juga harus mempertimbangkan kebutuhan pasar internasional serta mutu teh dalam negeri agar permintaan bisa semakin meningkat.
“Ya memang masih kecil, tapi kami arahkan ke kualitas. Masih ada peningkatan tapi kan kami pertimbangkan juga kebutuhan pasar internasional,” katanya, baru-baru ini.
Oleh karena itu, Indonesia juga harus bisa meningkatkan citra teh dalam negeri dengan melakukan promosi di luar negeri. Tetapi, sebelum itu, perbaikan citra harus dimulai di dalam negeri yaitu dengan menggenjot kualitas dan konsumsi lokal.
“Meningkatkan konsumsi lokal juga biasanya diikuti permintaan internasional, keyakinan di dalam negeri menambah kepercayaan internasional,” tambah Bambang.
Untuk itu, pihaknya mendorong kerja sama swasta atau industri dengan para petani teh rakyat demi memajukan kualitas teh dalam negeri. Selain itu, Kementan juga akan menyalurkan bantuan untuk peremajaan teh di perkebunan rakyat.
Tahun ini, Kementan bakal menyalurkan dana sebesar Rp6,7 miliar untuk intensifikasi 215 hektare (ha) perkebunan teh di 1 kabupaten/kota dan rehabilitasi 1.000 ha di 7 kabupaten/kota dari 2 provinsi.
“Minimal ada pola kemitraan [antara industri atau swasta dengan petani] jadi kami harapkan industri dapat membantu kesulitan yang dihadapi petani. Tetapi, mungkin karena fluktuasi harga pasar sehingga minat industri untuk memberikan perhatian kepada petani lemah. Di sinilah perlunya pemerintah hadir,” pungkasnya.