Bisnis.com, JAKARTA—PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) menargetkan ekspor tehnya bisa mencapai hingga 50% dari total penjualan pada 2019-2020 nanti.
Untuk 2018, Anak Usaha PT PT Perkebunan Nusantara III (Holding) atau PTPN ini menargetkan total penjualan teh sebesar 52.000 ton atau naik 20,64% dari realisasi penjualan tahun lalu sebesar 43.101 ton.
PT KPBN mengestimasi angka ekspor tehnya akan mencapai 17.457 ton atau 33% dari target penjualan tahun ini.
“Diestimasi 2019 atau 2020 sudah mencapai angka tersebut,” kata Direktur Operasional PT KPBN Ery Erwin Efendi ketika dihubungi Bisnis.com, Selasa (13/2/2018).
Ery menjelaskan pencapaian angka tersebut akan diorong oleh peningkatan produksi dan yang terpenting mutu teh dalam negeri. Pasalnya, menurut Ery, teh Indonesia yang selama ini diekspor ke luar negeri oleh para trader masih kalah dalam hal mutu dibandingkan dengan produksi dari negara penghasil besar lainnya seperti India, Sri Lanka, Kenya, dan Turki.
Ke depan, setelah mutu teh lebih baik, pihaknya menargetkan untuk bisa memperbesar pangsa pasar ekspor langsung tanpa harus melalui trader yang membeli teh di Jakarta Tea Auction (JTA) atau pusat pelelangan teh di Jakarta.
Baca Juga
Selain mutu, kadar antrakuinon juga menjadi isu lain yang menghambat ekspor teh ke Eropa. Namun, saat ini, menurut Ery, PTPN VIII di Jawa barat telah memiliki sejumlah kebun yang menghasilkan teh dengan kadar antrakuinon di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Uni Eropa.
Berdasarkan data dari PT KPBN, hingga 2016 pihaknya telah melakukan ekspor ke sedikitnya 11 negara antara lain Malaysia, Rusia, Pakistan, Amerika, Uni Emirat Arab, Inggris, Polandia, dan lain-lain.
Selanjutnya, PT KPBN juga akan melakukan pelebaran pasar dan menyaras pasar baru di negara negara anggota CIS, Timur Tengah, dan Asia Selatan.