Bisnis.com, JAKARTA - Perjanjian dagang antara Indonesia dan Uni Eropa diharapkan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia di masa depan.
Saat ini, perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) akan memasuki putaran keempat. Perundingan resmi perjanjian dagang tersebut dimulai pada 2016 dan ditargetkan rampung dalam waktu dua tahun.
Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Indonesia Vincent Guerend mengharapkan IEU-CEPA tidak hanya membawa investasi modal dan teknologi terkini dari Benua Biru, tapi juga pengetahuan teknis dan inovasi, investasi dalam penelitian dan pengembangan, serta pengembangan keterampilan.
"Dengan IEU-CEPA, diharapkan kerangka kerja jangka panjang yang stabil, terencana, dan transparan dapat membangun hubungan dagang serta ekonomi bilateral yang baik serta meningkatkan investasi asing," paparnya dalam Indonesia Economic and Investment Outlook 2018, Kamis (8/2/2018).
Ketua Kamar Dagang Eropa (EuroCham) Ulf Backlund mengklaim perusahaan-perusahaan Eropa yang beroperasi di Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan keterampilan karyawannya, termasuk karyawan Indonesia.
"Kami menyadari pentingnya memiliki tenaga kerja berkualitas yang memiliki integritas tinggi. Oleh karena itu, teknologi dan pengetahuan merupakan prioritas bagi perusahaan-perusahaan Eropa di Indonesia," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembang menilai pelaku usaha dari Benua Biru telah mendukung pertumbuhan ekonomi dan perbaikan iklim investasi di Indonesia.
"Hal ini terlihat jelas dari peran aktif pelaku usaha Eropa yang turut serta dalam memberikan masukan terkait paket deregulasi, membantu Pemerintah Indonesia untuk keluar dari middle income trap," ungkapnya.
BKPM menambahkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia oleh perusahaan Eropa sebaiknya menjadi sarana kolaborasi pemerintah dan pengusaha.
UE merupakan tujuan ekspor terbesar ketiga Indonesia, dengan nilai US$16,3 miliar pada 2017. Angka ini setara dengan 13,21% dari total capaian ekspor nasional yang mencapai US$123,36 miliar.