Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk Lokal vs Barang Impor di Marketplace, Ini Kata Asosiasi E-Commerce

Upaya pemerintah untuk mendorong pasar UKM terlibat dalam e-commerce kian gencar. Sejumlah aturan dan strategi diterapkan guna membawa produksi menengah milik lokal segera naik kelas.
Ilustrasi./.
Ilustrasi./.

Bisnis.com, JAKARTA  - Upaya pemerintah untuk mendorong pasar UKM terlibat dalam e-commerce kian gencar. Sejumlah aturan dan strategi diterapkan guna membawa produksi menengah milik lokal segera naik kelas.

Di era perkembangan digital yang kian pesar saat ini, produk UKM makin tertinggal jauh dengan produk luar negeri. Bahkan semakin ketinggalan jika tidak dibarengi dengan revolusi pemanfaatkan teknologi digitan guna memperluas jaringan pasar.

Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Aulia E. Marinto menuturkan perlu memaksimalkan produksi dalam negeri untuk dipromosikan dalam pasar e-commerce atau daring. Pasalnya pengusaha kelas UKM terbilang masing minim perihal pemanfaatkan teknologi ini.

“Makanya sekarang kita jangan hanya berpikir tentang kita kalah dari produk impor, akan tetapi bagaimana caranya produk lokal bisa lebih bersaing,” kata Aulia akhir pekan lalu.

Selama ini pihaknya menilai belum banyak produk UKM yang peka pada teknologi. Sehingga pemerintah perlu melakukan sosialisasi berkelanjutan untuk menangani persoalan ini. Pasalnya potensi yang dapat dihasilkan melalui penjualan online menurutnya cukup tinggi.

Adapun selama ini pasar e-commerce lebih dimanfaatkan oleh pelaku usaha ritel besar atau telah memiliki sebuah gerai. Mereka cenderung sigap dalam melihat pasar online yang makin menjanjikan. Sehingga produk yang telah ada dalam sebuah gerai, juga dijual dalam perdagangan daring.

Kondisi ini ditengarai menjadi salah satu sebab dominasi produk impor yang dijual pada e-commerce. Aulia menyebut pelaku usaha tersebut telah lebih dulu mengimpor barang kemudian menjual produk yang dimilikinya secara online.

Menurutnya, dukungan yang harus dilakukan kepada pelaku UKM tidak hanya persoalan percepatan transformasi dari konvensional menuju digital. Pemerintah perlu melakukan pendampingan berkelanjutan untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan sudah sesuai standar.

Pendampingan lain yang disarankan juga mencakup menjaga kualitas produk, peningkatan volume produksi, pemasaran dan manajemen marketing yang mesti dilakukan. Dengan begitu produk lokal akan lebih mampu mencuri perhatian pasar.

Bentuk kehadiran pemerintah juga semisal memberikan insentif bagi pelaku UKM pemula atau bahkan membebaskan pajak yang dikenakan selama dua tahun selama proses pengembangan produk.   

idEA juga menyinggung tentang kesiapan produk dalam negeri turut untuk memproduksi barang temasuk elektronik yang memiliki potensi konsumsi yang besar. Potensi persaingan pasar antara lokal dan impor sebutnya dapat dilakukan oleh produsen seperti Maspion, Wardah, Eiger hingga tas bandung. Namun tidak menutup kemungkinan produsen lain bakal menjadi pesaing barang luar negeri.

“Kalau kualitas udah bagus, volume barang baik, kenapa tidak untuk turut dipasarkan di e-commerce,” ujarnya.

Menurut Aulia yang juga CEO Blanja.com itu, selama ini gaung dukungan produk UKM hanya terdengar dari pemerintah pusat. Padahal kepala daerah baik di provinsi maupun kabupaten/kota memiliki tanggung jawab sama untuk mendukung produk UKM guna mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.

“Ajak mereka beri pemahaman, Pak gubernur dan bupati juga ikut berperan. Kalau nanti membutuhkan idEA, idEA akan gunakan kapasitas yang ada untuk melakukan sosiaslisasi itu,” sebut Aulia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper