Bisnis.com, JAKARTA – Belanja konsumen Jepang sedikit menurun pada Desember 2017, sedangkan penjualan ritel naik lebih besar daripada perkiraan. Pasar tenaga kerja tetap berada di kisaran level terketatnya dalam beberapa dasawarsa.
Dilansir Bloomberg, Selasa (30/1/2018), belanja rumah tangga turun 0,1% dari tahun lalu, meleset dari prediksi untuk kenaikan 1,3%.
Tingkat pengangguran naik tipis menjadi 2,8%, sedikit lebih tinggi daripada perkiraan kenaikan sebesar 2,7%. Rasio job-to-applicant naik menjadi 1,59.
Sementara itu, penjualan ritel naik 0,9% dari bulan November, jauh melampaui perkiraan untuk penurunan 0,4%. Penjualan naik 3,6% pada Desember dari tahun sebelumnya.
Di department store dan supermarket, penjualan naik 1,1% dari tahun sebelumnya, lebih besar daripada perkiraan untuk kenaikan 0,5%.
Peningkatan belanja konsumen yang berkelanjutan dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi Jepang yang didorong oleh ekspor.
Dengan demikian, pemulihan ekonomi dapat menjadi lebih kuat dan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi dan demografi yang solid berarti pasar tenaga kerja akan tetap sangat ketat.
“Belanja konsumen telah sedikit meningkat karena kenaikan harga saham memperbaiki sentimen. Namun untuk mempertahankan hal ini akan tergantung pada berapa banyak perusahaan menaikkan upah pada musim semi ini,” ujar kepala ekonom di Tokai Tokyo Research Center, sebelum data tersebut dirilis.
Adapun menurut Yoshimasa Maruyama, kepala ekonom SMBC Nikko Securities Inc., tingkat pengangguran tidak akan mudah turun lebih jauh, mengingat ketidaksesuaian pada pasar tenaga kerja yang tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat.