Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diguyur Impor, Pabrikan Baja Lapis Minta Perlindungan

Pabrikan baja lapis meminta pemerintah untuk lebih tegas dalam melindungi industri baja dalam negeri dari gempuran produk impor.
Baja ringan/Istimewa
Baja ringan/Istimewa

Bisnis.com, CILEGON—Pabrikan baja lapis meminta pemerintah untuk lebih tegas dalam melindungi industri baja dalam negeri dari gempuran produk impor.

Simon Linge, President Director PT NS Bluescope Asean, mengatakan meskipun permintaan baja lapis mengalami kenaikan hingga mencapai 1,3 juta ton per tahun, saat ini produk impor lebih banyak mendominasi. Pada 2016, pangsa pasar baja lapis impor mencapai 53%.

“Kami sebagai produsen baja lapis meminta bantuan pemerintah karena banyak produk baja lapis yang masuk tidak memenuhi standar nasional Indonesia (SNI). Mereka juga masuk dengan harga dumping yang lebih murah dari harga di negara asal,” ujarnya di kompleks pabrik BlueScope, Cilegon, Selasa (30/1/2018).

Sebagai informasi, dalam aturan SNI 4096:2007 tentang Baja Lembaran dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium Seng, untuk baja ringan interior minimal memiliki material berlapis aluminium seng AZ 50, sedangkan untuk baja ringan untuk eksterior minimal menggunakan material berlapis AZ 70.

BlueScope telah mengajukan revisi SNI tersebut ke Kementerian Perindustrian agar minimal material berlapis yang digunakan untuk interior maupun eksterior menjadi AZ 100. Dengan masih tingginya produk impor baja lapis yang masuk ke Indonesia, Simon menyebutkan pihaknya belum ada rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi.

“Kami ingin melihat perbaikan kebijakan industri baja di Indonesia dahulu, kami menunggu kebijakan yang bisa mendukung seluruh industri baja dari hulu hingga hilir. Komitmen penyerapan dari industri hilir juga menjadi faktor penting,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper