Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TEKAN HARGA BERAS: Operasi Pasar Belum Berhenti

Pemerintah terus menggelontorkan beras medium dalam operasi pasar untuk menekan harga di pasaran yang masih berada di kisaran rata-rata Rp11.328 per kg.
Ilustrasi./.
Ilustrasi./.

Bisnis.com, JAKARTA – Beras medium yang telah digelontorkan ke pasar oleh perusahaan Badan Urusan Logistik (Bulog) telah berlangsung sejak September 2017. Namun pada awal Januari pemerintah memutuskan memperluas titik pasar dan menambah volume beras yang digelontorkan.

Pemerintah terus menggelontorkan beras medium dalam operasi pasar untuk menekan harga di pasaran yang masih berada di kisaran rata-rata Rp11.328 per kg.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti mengatakan pemerintah terus menyalurkan beras hingga harga mengalami penurunan signifikan. “Gelontor terus dengan beras operasi pasar,” kata Tjahya kepada Bisnis, Selasa (30/1).

Beras jenis medium (IR) di pasar masih berada di angka rata-rata 11.335 per kg. Nilai beras tersebut jauh dari ketentuan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.450 per kilogram untuk Jawa, Lampung dan Sumatera Selatan.

Meski begitu berdasarkan data yang dikeluarkan Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) harga beras medium varietas IR – 64 II seharga Rp11.575 per kg pada 30 Januari. Angka ini mengalami penurunan sekitar Rp475 per kilogram dibanding 1 Januari. Harga paling tinggi selama bulan ini terjadi pada 25 – 26 Januari hingga Rp12.075 per kg.

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan stok beras di PIBC mencapai 24.472 ton. Hari ini dan besok diperkirakan beras dari Bulog juga akan masuk sekitar 6.500 ton untuk kesediaan beras.

“Harga beras saat ini memang bergerak turun, biasanya kalau pasokan terbatas harga akan naik, tapi kali ini turun,” kata Arief kepada Bisnis, Selasa (30/1).

Penurunan tersebut karena akan dimulainya panen di sejumlah wilayah di Jawa Tengah, seperti Demak, Pati, Brojonegoro, Sragen dan Karanganyar. Sehingga diperkirakan harga akan mulai stabil di PIBC para rentang waktu dua minggu hingga satu bulan ke depan.

Selain itu menjelang masa panen, pengusaha biasanya akan mengeluarkan stok beras yang dimiliki. Hal ini untuk menampung beras baru yang akan masuk saat panen raya tiba.

“Tidak masalah pengurangan stok, kita juga masuk dari Bulog. Apalagi beras yang impor juga akan datang. Saya rasa sih, akan menolong untuk penurunan harga yakni impor dan panen di Pulau Jawa,” jelasnya.

Pihaknya berharap panen raya nanti hasil gabah akan baik tanpa adanya hama wereng batang coklat hingga banjir atau bencana lain. Sehingga tidak mengganggu kualitas beras yang diharapkan. Saat masa panen ke depan, stok beras di PIBC diprediksi kembali meningkat antara 30.000 – 50.000 ton.

Di sisi lain Arief meminta pemerintah segera menyiapkan mesin pengering atau dryer di sentra produksi sebelum masa panen tiba. Pasalnya dengan cuaca hujan terus menerus membuat gabah akan basah, belum lagi jika lantai pengering basah terkena hujan.

“Jadi begitu panen di sentra produksi langsung memasukan gabah ke dryer supaya kadar air bisa dikurangi maksimal 14 persen. Di bawahnya lebih bagus, misalnya 13% lebih kering dan itu bisa disimpan,” paparnya.

Arief juga meminta pemerintah menaikan harga gabah. Pasalnya harga pangan tersebut sejak 2015 lalu hanya 3.700 per kg. “Sekarang katanya pro petani tapi sudah tiga tahun harga dasarnya juga belum dinaikan,” kata Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper