Bisnis.com, YOGYAKARTA—Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta berisiko kehilangan potensi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 3,2 juta penumpang.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Agus Pandu Purnama mengatakan risiko terjadi karena bandara sudah mengalami kelebihan kapasitas.
Kapasitas maksimal Bandara Adisutjipto sebesar 1,8 juta penumpang per tahun, sedangkan jumlah penumpang saat ini sudah mencapai 7,8 juta per tahun.
"Ada 50% potensi [wisman] dari total jumlah penumpang yang hilang karena keterbatasan daya tampung," kata Agus dalam acara Media Site Visit Bandara Adisutjipto hari ini, Jumat (26/1/2018).
Dia menambahkan kapasitas penumpang yang rendah berbanding lurus dengan jumlah seat yang disediakan pihak maskapai penerbangan. Hal tersebut membuat jumlah turis yang datang juga terbatas.
Belum lagi, lanjutnya, landasan pacu (runway) yang hanya sepanjang 2.200 meter. Hanya terbatas pada pesawat berjenis Boeing 737-800 ER (Extended Range) yang bisa mendarat pada runway tersebut.
Bahkan, Agus mengaku pernah melakukan survei dari agen perjalanan wisata. Hasilnya, mayoritas turis datang ke Yogyakarta melalui Bandara Ngurah Rai, Denpasar terlebih dahulu.
"Mereka menghabiskan seminggu di Bali dan hanya one day trip ke Yogya. Tingkat okupansi hotel lebih tinggi di Bali," ujarnya.
Adanya rencana pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta Baru (New Yogyakarta International Airport/NYIA) bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisata ke Yogyakarta. Terlebih, bandara di Kulon Progo tersebut mampu melayani 300 penerbangan per hari.