Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan semen asal Thailand, Siam Cement Group atau SCG membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 9% year-on-year menjadi US$3,14 miliar atau setara Rp41,76 triliun pada sepanjang 2017.
Presiden dan CEO SCG Roongrote Rangsiyopash menyebut capaian tersebut merupakan akumulasi pendapatan penjualan bisnis perusahaan di wilayah ASEAN minus Thailand.
“SCG telah berhasil mempertahankan standar operasi bisnisnya, dan pada saat yang bersamaan juga melayani pelanggan dengan lebih efisien,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (26/1/2018).
Menurutnya bisnis pada 2018 diprediksi akan menghadirkan berbagai risiko, seperti meningkatnya biaya bahan baku kimia dan kemasan, biaya energi yang lebih tinggi, serta penguatan nilai mata uang Baht, Thailand.
Selain itu dia juga menyoroti soal persaingan yang ketat di kawasan Asia Tenggara terutama untuk industri semen. Untuk itu, tutur Roongrote, guna mempersiapkan diri terhadap berbagai risiko tersebut, SCG akan terus mengembangkan bisnis layanan dan solusi.
“Serta memanfaatkan teknologi otomasi dan robot untuk memaksimalkan efisiensi bisnis,” jelasnya.
Adapun, per kuartal IV/2017, pendapatan penjualan SCG di ASEAN, minus Thailand, mencatatkan pertumbuhan 17% year-on-year , sebesar US$ 839 juta atau setara Rp11,27 triliun.
Ada pun, per 31 Desember 2017, aset SCG di dilayah Asia Tenggara (kecuali Thailand) mencapai US$4,28 miliar atau menyentuh Rp57,70 triliun. Jumlah aset tersebut merepresentasikan 24% dari total aset SCG yang terkonsolidasi perusahaan asal Negeri Gajah Putih itu.