Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menargetkan industri logam di Tanah Air dapat menghasilkan produksi baja sebanyak 10 juta ton pada 2025.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan hal tersebut dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (17/1/2018).
“Selain itu, diharapkan Indonesia dapat menghasilkan 4 juta ton produk stainless steel pada 2019,” ujarnya.
Target yang dipatok oleh pemerintah melalui Kemenperin tersebut selaras dengan kebijakan hilirisasi industri, khususnya dalam pembangunan smelter, yang diharapkan dapat membawa efek berantai terhadap perekonomian di dalam negeri.
Kemenperin mencatat, saat ini diproyeksi terdapat 32 proyek smelter logam yang tumbuh dengan perkiraan nilai investasi mencapai US$18 miliar.
Adapun, tenaga kerja yang berhasil terserap pada sektor ini mencapai tak kurang dari 28.000 orang, yang tersebar di 22 kabupaten/kota dan 11 provinsi di seluruh Indonesia.
Pembangunan pabrik smelter di dalam negeri berjalan cukup baik, khususnya pada industri berbasis logam. Terlebih, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan smelter berbasis logam karena termasuk dari 10 besar negara di dunia dengan cadangan bauksit, nikel, dan tembaga paling banyak.
Untuk pengembangan industri berbasis mineral logam, khususnya pengolahan bahan baku bijih nikel, saat ini fokus diarahkan pada kawasan timur Indonesia. Daerah yang dimaksud di antaranya, Kawasan Industri Morowali Sulawesi Tengah, Kawasan Industri Bantaeng Sulawesi Selatan, dan Kawasan Industri Konawe Sulawesi Tenggara.