Bisnis.com, JAKARTA -- Stasiun Terminal Barang Klari, Karawang, Jawa Barat yang baru dioperasikan satu bulan lalu masih belum melayani pengiriman barang secara normal.
Direktur Utama PT Kereta Api Logistik Junaidi Nasution mengatakan stasiun yang pembangunannya senilai Rp100 miliar ini baru bisa menyediakan kereta barang dua hari sekali. "Sementara lokomotif masih dipakai untuk angkutan penumpang," katanya kepada Bisnis, Senin (15/1/2018).
Meski begitu antusias dari para pelaku usaha sangat baik. Buktinya pengiriman barang dari Stasiun Klari ke Kalimas dan Semarang sudah penuh, dengan daya angkut 20 container yang berukuran 40 kaki dan 40 kontener dengan panjang 20 kali.
Junaidi menambahkan saat ini sedang diusahakan kereta yang akan ke surabaya bisa singgah di Klari agar stasiun tersebut bisa berfungsi maksimal.
Sementara itu untuk menunjang daya angkut yang lebih, Kereta Api Indonesia sedang mengupayakan pengadaan 19 lokomotif pada 2018 agar Stasiun Klari bisa mengoptimalkan dua kereta perhari.
Dibangunnya terminal ini adalah sebagai hub untuk menyokong kereta barang dari Surabaya ke Jakarta atau sebaliknya.
Karawang sengaja dipilih karena lokasinya dekat dengan kawasan industri. Dengan pemilihan lokasi itu diharapkan pemilik barang tidak perlu lagi mengangkut muatannya ke pelabuhan Tanjung Priok menggunakan truk.
Junaidi mengakui biaya yang mereka tetapkan tidak berbeda jauh jika menggunakan truk. Namun, moda ini memiliki keunggulan dari sisi ketepatan waktu dan keamanan barang.
Stasiun Terminal Barang Klari memiliki luas 1,3 hektare dengan kapasitas tampung 500 kontainer per hari. Terminal ini dilengkapi fasilitas overcapping (gudang bongkar muat) yang terhubung langsung dengan jalur KA. L
Selain itu, tidak menutup kemungkinan rute kereta barang dari Klari juga terhubung ke Pelabuhan Patimban, Subang Jawa Barat. Alasannya, jarak antara terminal Klari dan Pelabuhan Patimban hanya sekitar 30 kilometer.
