Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku usaha properti optimistis investasi asing perlahan akan menyasar kota-kota di luar Jabodetabek seiring gencarnya pembangunan infrastruktur.
Wakil Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Rusmin Lawin mengatakan investor asing selama ini masih berkutat dengan area Jabodetabek, khususnya untuk residensial komersial.
Ketika para investor itu ditawarkan area non-Jabodetabek, mereka cenderung ragu-ragu karena infrastruktur yang dinilai belum memadai.
“Nah, maka dari itu REI berusaha gandeng mereka [investor asing] untuk ikut terlibat di luar Jabodetabek, supaya bisa ada pemerataan ekonomi,” katanya saat dihubungi Bisnis, Sabtu (13/1).
Menurutnya, dengan berkembangnya kota-kota baru seperti Maja di Kabupaten Lebak, Banten, maka sentra ekonomi baru juga akan tumbuh. Maja, tambahnya, kini mulai dilirik lagi setelah pemerintah membangun infrastruktur pendukung seperti jalur kereta untuk kaum komuter.
Berdasarkan data Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), investasi asing di sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran pada 2014 mencapai US$1,17 miliar, kemudian meningkat menjadi US$2,43 miliar pada 2015. Pada 2016, investasi itu turun menjadi US$2,32 miliar.
Baca Juga
Selama ini sejumlah pengembang asing sudah menggarap proyek hunian kelas menengah atas di Indonesia. Perusahaan tersebut berasal dari China, Jepang, Singapura, Australia dan lainnya. Sebut saja Hong Kong Land, Tokyu Land, CCCG (China Communication Construction Group), Keppel Land , Toyota Housing Australia, dan Crown Group.