Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mencatat fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter yang telah beroperasi sampai akhir 2017 mencapai 24 unit.
Direjtur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot mengatakan mayoritas smleter yang telah beroperasi adalah pengolahan dan pemurnian nikel sebanyak 15 buah, disusul oleh empat smelter besi, dua smelter bauksit, dua smelter mangan, dan satu smelter tembaga.
"Ke depannya, pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian hasil tambang ini akan terus bertamban," ungkapnya pada Kamis (11/1/2018).
Bambang juga menjelaskan bahwa beberapa smelter saat ini sedang tahap pembangunan. Perkembangan pembangunan ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu dengan progres 50%-100% dan juga smelter dengan progres pembangunan 0%-50%.
Data yang diungkapkan Bambang menunjukkan smelter nikel tetap akan menjadi mayoritas fasilitas pengolahan dan pemurnian di Indonesia.
Tercatat tiga perusahaan yang sedang membangun smelter nikel dengan progres pengerjaan antara 50% - 100% ditambah 12 perusahaan yang kini membangun smleter nikel dengan progres 0% - 50%.
Dengan demikian, setidaknya akan ada tambahan 15 smelter nikel yang akan beroperasi. "Yang paling banyak adalah nikel. Nikel sendiri smelter yang dibangun itu kurang lebih 30 smelter," tutur Bambang.
Selain nikel, bauksit juga akan mendapatkan tambahan smelter. Saat ini ada empat perusahaan yang sedang membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian bauksit dengan progres pembangunan sebanyak 0 - 50%.
Tidak hanya itu, smelter timbal dan zink juga sedang dibangun oleh tiga perusahaan dengan rincian 2 perusahaan membangun dengan progres 0% - 50% dan satu perusahaan membangun dengan progres 50% - 100%.
Fasilitas pengolahan dan pemurnian besi juga sedang dibangun oleh 2 perusahaan, masing-masing dengan progres 50 - 100% dan 0 - 50%. Disamping itu, juga akan ada 2 tambahan smelter tembaga yang saat ini sedang dibangun dengan progres 0 - 50%.
"Jadi, kalau kita lihat total semua smelter yang ada di Indonesia kurang lebih sekitar 50 perusahaan yang sudah membangun smelter dari enam komoditas, yang paling banyak adalah nikel,” ujar Bambang.