Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Pertahanan mendorong PT PAL Indonesia (persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), dan PT Pindad (Persero) menjadi ujung tombak modernisasi peralatan tempur dan pertahanan.
Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan Presiden memerintahkan kementerian teknis untuk proaktif menarik investasi termasuk ke sektor pertahanan. Sebelum pemasaran yang ekspansif, pihaknya mendorong aparat keamanan terlebih dahulu memaksimalkan pemanfaatan alat pertahanan produksi dalam negeri seperti amanat Undang-Undang.
" Pindad, PAL, dan PT DI agar membuat alustita [alat utama sistem pertahanan] yang kita mampu dan dipakai TNI. Alat yang baik, nyaman dan aman. Sehingga ketika orang membeli yakin itu baik," kata Ryamizard di Jakarta, Kamis (11/1/2018).
Dia mengatakan di negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Rusia industri pertahanan menjadi salah satu penopang perekonomian. Untuk itu Kemenhan mendorong industri strategis ini berperan semakin besar dalam penopang perekonomian nasional.
"Kami sedang mendorong penguatan industri pertahanan," katanya.
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan sejalan dengan rencana strategis 2014—2019 maka pemenuhan Alustita di lingkungan TNI akan mencapai 60% dari rencana pemenuhan minimal.
Hadi mengatakan beberapa peralatan pertahanan yang diterima dari industri dalam negeri seperti helikoper serbu untuk angkatan darat, dari 12 unit yang dipesan pihaknya sudah menerima sembilan unit.
Selain itu TNI Angkatan Laut juga telah menerima pesawat ringan CN 235 untuk patroli serta helikopter anti kapal selam untuk angkatan darat. Dari rencana 11 unit PT DI sudah menyerahkan tiga unit.
"Kami juga akan menambah radar dari saat ini 20 akan ditambah 12 unit," katanya.
Hadi melanjutkan di PT PAL, pihaknya tengah menyelesaikan beberapa kapal perang. Pihaknya juga memesan kapal selam ke industri dalam negeri.