Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi menjadi 95,15% pada 2018, meningkat dari tahun lalu yang sebesar 94,91%.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Andi N. Sommeng mengatakan percepatan pembangunan beberapa pembangkit yang terus dilakukan dan diharapkan selesai tahun ini. Penambahan pembangkit bertujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi.
"Tahun ini, ada beberapa pembangkit listrik besar yang COD [Commercial Operation Date/beroperasi]. Sehingga, rasio elektrifikasi bisa meningkat dari tahun lalu, terutama di daerah terpencil, seperti di Maluku dan Papua," terangnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Selain penambahan pembangkit, pemerintah juga menambah rasio elektrifikasi di daerah terpencil dengan menambah penyaluran Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE).
Tahun ini, pemerintah menargetkan dapat menerangi 175.782 rumah di beberapa provinsi daerah terpencil seperti Riau, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Dari catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, rasio elektrifikasi terus menunjukkan peningkatan. Pada 2014, rasio elektrifikasi mencapai 84,35%, lalu naik menjadi 88,30% pada 2015.
Pada 2016, rasionya kembali tumbuh menjadi 91,16% dan mencapai 94,91% pada 2017. Khusus untuk tahun lalu, rasio elektrifikasi melebihi target yang ditetapkan yang sebesar 92,75%.