Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Manufaktur Indonesia Terkontraksi Untuk Pertama Kalinya Sejak Juli 2017

Berdasarkan riset IHS Markit yang diterima Bisnis.com, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers Index/PMI) sektor manufaktur dari Nikkei turun menjadi 49,3 di bulan Desember dari level 50,4 pada November.
Ilustrasi kegiatan industri manufaktur/Reuters
Ilustrasi kegiatan industri manufaktur/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas manufaktur Indonesia terkontraksi untuk pertama kalinya dalam lima bulan terakhir pada Desember 2017.

Berdasarkan riset IHS Markit yang diterima Bisnis.com, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) sektor manufaktur dari Nikkei turun menjadi 49,3 di bulan Desember dari level 50,4 pada November.

Angka PMI di atas 50 mengindikasikan ekspansi ekonomi, sementara level di bawah 50 poin menujukkan kontraksi. Ini adalah pertama kalinya PMI mencapai di bawah level netral 50,0 sejak Juli.

Berdasarkan riset tersebut, penurunan PMI disebabkan oleh turunnya output dan permintaan baru, yang mengakibatkan perusahaan mengurangi jumlah pekerja serta kepemilikan inventori.

Dari sisi harga, inflasi harga bahan baku mengalami akselerasi tajam sejak pertengahan tahun 2017, yang kemudian menyebabkan kenaikan lebih jauh pada harga barang output.

"Data terakhir menunjukkan bahwa permintaan yang rendah menyebabkan penurunan baru pada output dan pesanan baru," ungkap kata Aashna Dodhia, ekonom IHS Markit dalam risetnya, Selasa (2/1/2017).

"Selain itu, pesanan ekspor baru juga turun untuk pertama kalinya sejak Juli di tengah laporan penurunan permintaan dari luar negeri untuk barang manufaktur Indonesia," tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper