Bisnis.com, JAKARTA – Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia siap menggelontorkan investasi Rp2,6 triliun tahun depan untuk pengembangan sarana dan prasarana air traffic control di seluruh Indonesia.
Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan pihaknya menggelontorkan Rp2,6 triliun tahun depan untuk mengembangkan stasiun air traffic control pada seluruh bandara di Indonesia. Angka ini meningkat 20% dari tahun sebelumnya Rp2,2 triliun.
Selain itu Novie menceritakan bahwa pihaknya juga sudah ditugaskan oleh pemerintah untuk mengoperasikan ruang udara di Natuna, Matak, Terempa dan Tanjungpinang. Dia mengatakan, saat ini ruang udara lokasi tersebut masih dioperasikan oleh Singapura dan Malaysia atau dikenal dengan sektor ABC.
“Kita sudah ditugaskan pemerintah memberikan pelayanan termasuk di Natuna, kita berjuang untuk berbicara dengan Singapura dan Malaysia, sehingga bisa kita kelola,” jelas Novie, Kamis (21/12/2017).
Dia menyebut, AirNav sudah memberikan fasilitas sesuai prosedur pada daerah-daerah tersebut. Saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari pihak regulator yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian Luar Negeri.
Novie menjelaskan pihaknya sudah memasang tower di Tanjungpinang dengan peralatan yang lebih bagus. Selain kesiapan sarana dan prasarana, Novie menegaskan bahwa sumber daya manusia untuk sistem air traffic control tersebut juga sudah dipersiapkan oleh AirNav Indonesia berstandar internasional.
Sebagai informasi, AirNav telah memasang pengawasan berupa radar ADSB, telah terpasang di empat wilayah tersebut. AirNav juga memasang radar DSB di Pekanbaru dan Palembang dan sudah meliputi ruang udara Matak, Natuna, Tanjung Pinang dan Pontianak.
AirNav telah memasang tiga rangkaian CWP di Tanjung Pinang seharga Rp34 Miliar dan empat set untuk New JATSC (Jakarta Air Traffic Services Center) senilai Rp160 Miliar. Adapun total anggaran yang digelontorkan menjadi Rp194 Miliar.