Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Revitalisasi Pabrik Gula Mendesak

Puluhan pabrik gula milik BUMN di dalam negeri perlu direvitalisasi untuk mengurangi volume impor setiap tahun.
Truk pengangkut tebu antre di Pabrik Gula (PG) Mojo, di Sragen, Jawa Tengah, milik PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), Selasa (18/7). Pascarevitalisasi yang dimulai pada April lalu, PG Mojo menargetkan kapasitas giling hingga 4.000 ton cane per day (TCD) dari sebelumnya hanya 2.750 TCD./JIBI-Pamuji Tri Nastiti
Truk pengangkut tebu antre di Pabrik Gula (PG) Mojo, di Sragen, Jawa Tengah, milik PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), Selasa (18/7). Pascarevitalisasi yang dimulai pada April lalu, PG Mojo menargetkan kapasitas giling hingga 4.000 ton cane per day (TCD) dari sebelumnya hanya 2.750 TCD./JIBI-Pamuji Tri Nastiti

JAKARTA—Puluhan pabrik gula milik BUMN di dalam negeri perlu direvitalisasi untuk mengurangi volume impor setiap tahun.

Asisten Deputi Bidang Perkebunan dan Holtikultura Kemenko Perekonomian Willystra Danny menyatakan tingkat efisiensi produksi sebagian besar pabrik gula milik BUMN sangat rendah.

Sebanyak 78% pabrik gula milik BUMN yang beroperasi di kawasan Jawa sudah menginjak usia di atas 100 tahun. Akibatnya, produktivitas terus terkikis karena pabrik beroperasi dengan tingkat efisiensi yang relatif rendah.

“Untuk menekan impor, kuncinya adalah bagaimana merevitalisasi pabrik yang sudah ada. Di samping itu perlu terobosan untuk mulai mengembangkan perkebunan tebu yang memang pengurusan lahannya tidak mudah,” ujarnya di Jakarta, Selasa (12/12).

Kebutuhan gula konsumsi dan industri nasional diperkirakan mencapai 6,8 juta ton pada 2020. Seperti diketahui, permintaan gula nasional sepanjang tahun lalu mencapai 5,7 juta ton, dengan komposisi 2,9 juta kebutuhan gula industri dan sebanyak 2,8 juta ton merupakan konsumsi masyarakat.

“Kebutuhan terus meningkat, tapi produksinya terus menurun. Gap yang semakin melebar itu menjadi alasan mengapa impor raw sugar terus meningkat,” ujarnya.

Menurutnya, produksi gula domestik terus menurun dalam 5 tahun terakhir. Pada 2012, produksi gula perusahaan BUMN dan swasta mencapai 2,59 juta ton. Angka itu terus menyusut hingga hanya sebesar 2,21 juta ton pada 2016.

Padahal, terdapat sebanyak 48 pabrik gula milik BUMN dan 17 pabrik gula swasta yang beroperasi di dalam negeri. Willystra menyatakan kapasitas produsen gula di dalam negeri umumnya berada di bawah skala ekonomis. “Dari 48 pabrik gula BUMN existing, hanya 12 yang berkapasitas di atas 4.000 tones cane per day,” ujarnya.

Beberapa tantangan bagi pengembangan industri gula adalah terpusatnya pabrik gula di area Jawa karena belum ada ketentuan yang mengatur jarak area operasi pabrikan satu sama lain. Hal itu mendorong overlapping area operasi sesama pabrikan.

Willystra menyatakan pemerintah mesti mendorong adanya investasi pembangunan pabrik gula baru setiap tahun. “Paling tidak setiap tahun mesti membangun empat pabrik gula baru dengan kapasitas di atas 12.000 TCD untuk mencapai swasembada gula pada 2030,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper