Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Anak Usaha RNI untuk Penghiliran Usaha

Perolehan dana go public anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) akan digunakan untuk penghiliran usaha. BUMN perkebunan itu menjadwalkan penawaran umum saham perdana PT Pabrik Gula Rajawali I dan right issue PT Phapros Tbk. pada 2018.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia  B. Didik Prasetyo berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (28/11)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia B. Didik Prasetyo berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (28/11)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Perolehan dana go public anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) akan digunakan untuk penghiliran usaha.

BUMN perkebunan itu menjadwalkan penawaran umum saham perdana PT Pabrik Gula Rajawali I dan right issue PT Phapros Tbk. pada 2018.

Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo mengatakan perusahaan gula pada masa depan tidak boleh menggantungkan pendapatan pada produk gula dan tetes. Seperti di Thailand dan India, ke depan pabrik gula (PG) harus menghasillkan produk nongula.

Di India misalnya, sebagian besar pendapatan PG ditopang oleh penjualan listrik (cogeneration) dari ampas tebu. PG juga dapat memproduksi bioetanol dari tetes tebu. Pada akhirnya, gula dan tetes sekadar menjadi produk sampingan.

"Kalau bahan bakunya berasal dari tebu rakyat, kami enggak mungkin lagi melakukan peningkatan kapasitas sehingga arahnya pengembangan industri. Rencana IPO [Rajawali I] untuk pengembangan industri hilir," katanya saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, Selasa (28/11/2017).

Adapun perolehan dana dari right issue Phapros akan digunakan untuk penguataan modal RNI dan pengembangan kawasan industri di lahan PG Jatitujuh di Majalengka, Jawa Barat. Right issue dilakukan dengan menawarkan sebagian kepemilikan saham RNI di Phapros yang saat ini 56,57% kepada publik hingga publik nantinya menggenggam kepemilikan 80%.

RNI menargetkan perolehan dana Rp750 miliar-Rp1 triliun dari aksi korporasi Phapros itu.

"Kalau untuk R1 (Rajawali I), saya inginnya dapat dalam jumlah yang sama supaya bisa mengembangkan industri hilir," kata Didik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper