Bisnis.com, JAKARTA -- Maroko ingin belajar perikanan budidaya dari Indonesia. Selama ini, negara yang punya julukan Negeri Matahari Terbenam hanya fokus pada perikanan tangkap.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam (SDA) dan Jasa Kementerian Maritim Agung Kuswandono mengatakan keinginan itu dikemukakan oleh Kementerian Pertanian dan Maritim Kerajaan Maroko saat menerima kunjungan kerja pemerintah Indonesia, termasuk dirinya.
Menurut dia, Maroko hanya memiliki pengalaman di bidang perikanan tangkap, tetapi tidak di perikanan budidaya.
"Mereka ingin belajar mengenai perikanan budidaya di Indonesia dan juga bagaimana mengedukasi nelayan agar bisa patuh terhadap konservasi sumber daya ikan," katanya dalam siaran pers, Jumat (10/11/2017).
Kondisi ini menurutnya tak jauh berbeda dengan Indonesia. Pasalnya, pascapenanganan illegal fishing, Indonesia harus melangkah ke tahap berikutnya, yakni mengedukasi nelayan agar ikut terlibat di dalam konservasi ikan.
“Jadi penangkapan ikan yang tidak sesuai dengan lingkungan, seperti pengeboman, memakai alat-alat yang merusak itu memang harus diganti. Tapi cara penggantiannya tidak boleh hanya melarang. Setelah dilarang, harus ada tindak lanjutnya, bagaimana mereka dibantu,” ungkapnya.
Untuk itu, Agung mengundang para investor Maroko di bidang perikanan untuk berinvestasi di Indonesia.
Tak hanya di bidang perikanan, Agung juga menawarkan investasi di sektor pariwisata, termasuk pariwisata bahari.
Dia mengatakan wisata bahari saat ini baru mengkover sekitar 4% dari total pariwisata Indonesia. Padahal, Indonesia adalah negara maritim.
“Untuk itu, saya mendiskusikan tentang pembangunan marina salah satunya. Kita memerlukan banyak marina di Indonesia. Tapi saat ini baru ada sekitar empat saja yang representatif."