Bisnis.com, JAKARTA - PT Adhi Karya Tbk. sudah mengucurkan dana senilai Rp4,5 triliun untuk pembangunan proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) Jabodebek.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Operasi III Adhi Karya Pundjung Setya Brata usai mengikuti rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta pada Jumat (27/10 /2017).
"Kami hanya mau memastikan bahwa [dana yang kami keluarkan] diganti tahun ini. Sampai September sekitar Rp4,5 triliun," ujarnya.
Dana tersebut akan diganti oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku pemilik proyek kepada Adhi Karya selaku kontraktor sesuai progres pembangunan yang telah dilakukan oleh Adhi Karya hingga tenggat waktu tertentu.
Nilai yang harus dibayarkan KAI untuk tahun ini masih dalam proses penghitungan. Dia menerangkan perkiraan pembayaran baru akan bisa direalisasikan pada akhir 2017.
Pihaknya juga meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk membantu proses penghitungan agar pada Desember 2017 bisa dibayar.
Baca Juga
Berdasarkan aturan yang disepakati, KAI harus membayar lunas keseluruhan dana yang telah dikeluarkan Adhi Karya untuk mengerjakan proyek LRT Jabodebek. "Mestinya semuanya, sesuai yang disepakati, sesuai dengan progres."
Terkait dengan progres pembangunan proyek, ditargetkan akhir tahun ini rampung 35%. Brata mengatakan hingga Oktober 2017 total pembangunan sudah sampai 24%. Perinciannya, rute Cibubur-Cawang 41%, Cawang-Dukuh Atas 8,9% dan Cawang-Bekasi Timur 42,3%.
Untuk diketahui, proyek LRT Jabodebek memerlukan biaya sarana dan prasarana sebesar Rp27,5 triliun pada tahap pertama.
Dari total investasi Rp27,5 triliun tersebut, Rp18,5 triliun di antaranya pinjaman perbankan. Sisanya, Rp9 triliun penyertaan modal negara kepada KAI sebesar Rp7,6 triliun dan PT Adhi Karya Tbk. Rp1,4 triliun.
Pemerintah menargetkan penyelesaian financial closing untuk proyek tersebut sudah bisa dirilis pada November 2017.
Adapun besaran tarif yang akan dikenakan terhadap penumpang LRT Jabodebek sebesar Rp12.000 per orang. Kemudian, PT Kereta Api Indonesia sebagai investor akan mendapatkan total dana subsidi PSO dari pemerintah sekitar Rp16,7 triliun secara keseluruhan selama 12 tahun.
Jumlah penumpang moda transportasi berbasis rel tersebut diperkirakan mencapai sekitar 400.000 orang per hari pada tahun ke-12.