Bisnis.com, JAKARTA—Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) melakukan Operasi Semut bersama warga sekitar wilayah kerjanya yang dilanjutkan dengan sosialisasi dan penyuluhan konservasi hutan mangrove yang ada di Taman Pendidikan Mangrove, Kecamatan Sepuluh, Bangkala.
Keberadaan hutan mangrove bukan sekadar menjadi penahan abrasi pantai, penahan gelombang tsunami, dan intrusi air laut, tetapi juga memiliki fungsi ekologi sebagai tempat mencari makan, berkembang biak, dan pengasuhan binatang dan pertukaran nutrisi.
“Secara keseluruhan, pengelolaan areal konservasi mangrove di Labuhan ini sudah sangat bagus. Namun, kegiatan kampanye agar kita semua tetap menjaga kelestarian hutan mangrove ini perlu terus digalakkan. Salah satunya, mengingatkan bahaya sampah pagi pohon mangrove,” kata General Manager PHE WMO Kuncoro Kukuh dalam siaran pers, Rabu (25/10/2017).
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur Diah Susilowati beserta jajarannya dan para aktivis Kelompok Tani Mangrove Cemara Laut Sejahtera, serta dimeriahkan kehadiran 65 siswa SD di sekitar wilayah Labuhan.
Setelah dibagi dalam sepuluh kelompok, seluruh peserta menuju ke bibir pantai untuk memunguti sampah yang ada di pinggir pantai atau tersangkut di pohon bakau. Masing-masing kelompok berlomba mengumpulkan sampah sebanyak-banyaknya.
Kegiatan yang diberi nama Operasi Semut ini, dimaksudkan untuk mengingatkan kembali arti penting melestarikan areal konservasi mangrove.
Setelah melakukan Operasi Semut, warga dan pelajar mengikuti kegiatan sosialisasi dan penyuluhan konservasi hutan mangrove juga diajari cara penanaman mangrove, termasuk menanam mangrove dengan menggunakan botol bekas.
Kegiatan menanam mangrove di dalam botol itu merupakan pengembangan kegiatan Mangrove in Office (MIO) yang dilakukan karyawan PHE WMO.
Selain untuk menumbuhkan rasa cinta pada mangrove, MIO merupakan apresiasi karyawan PHE WMO pada Kelompok Tani Mangrove Cemara Sejahtera yang mendukung program PHE WMO mengembangkan Taman Pendidkan Mangrove sejak 2013.
“Pembuatan MIO ini telah dipatenkan, semoga bisa memberi nilai tambah bagi masyarakat,” jelas Kukuh.
Dari pengamatan lapangan, hutan bakau yang telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi di bawah pengawasan Badan Pengelola Hutan Mangrorve (BPHM) Wilayah I Bali itu kini menjadi
salah satu destinasi wisaya di pesisir utara pulau Madura.