Bisnis.com, JAKARTA—Ekspor benih ikan kerapu marak dilakukan di tengah upaya pemerintah mengembangkan perikanan budi daya di dalam negeri. Penjualan komoditas itu ke luar negeri melebihi permintaan domestik.
Data menunjukkan, ekspor benih kerapu pada 2016 sebanyak 9,3 juta ekor, lebih banyak dari penyerapan domestik yang hanya 7,4 juta ekor. Sementara selama Januari-Oktober 2017, pengapalan ke luar negeri hampir 8 juta ekor, sedangkan pembelian domestik 6,1 juta ekor.
Malaysia menjadi pembeli terbesar benih kerapu Indonesia dengan volume 4,6 juta ekor tahun lalu. Adapun selama 10 bulan tahun ini, Negeri Jiran mengimpor 2,6 juta ekor.
Urutan berikutnya ditempati Vietnam dengan permintaan 2,3 juta ekor tahun lalu. Pembelian Negeri Paman Ho meningkat tahun ini dengan volume mencapai 3,3 juta ton selama Januari-Oktober.
Kompetisi ketat antara Indonesia dengan Malaysia dan Vietnam sebagai produsen kerapu pernah diungkapkan Ketua Himpunan Pembudidaya Ikan Laut Indonesia (Hipilindo) Effendi Wong (Bisnis, 16/1/2017).
Dia mengungkapkan Malaysia dan Vietnam mengimpor benih kerapu dari Indonesia dalam jumlah besar mulai 2016, saat pemerintah menghentikan sementara izin kapal pengangkut ikan hidup awal tahun lalu, yang berlanjut dengan pengaturan ketat.
Benih kerapu waktu itu tidak laku di dalam negeri karena para pembudidaya enggan menebar benih pascapengetatan. Alhasil, pengusaha benih di Tanah Air mengekspornya. Di sisi lain, Malaysia dan Vietnam memandang prospek budidaya kerapu sangat cerah setelah Indonesia membatasi kapal pengangkut ikan hidup.
Buyer Hong Kong pun memandang belanja kerapu hidup ke Malaysia dan Vietnam lebih efisien karena hanya membutuhkan waktu tempuh dua hari ketimbang berlayar ke Indonesia yang menghabiskan 8-10 hari.