Bisnis.com, JAKARTA – Riyadh Group Indonesia melalui anak usahanya PT Lima Putra Realti menandatangani kontrak kerja pembangunan Setiabudi Condominium Medan dengan PT PP Tbk. Divisi Gedung I.
Kontrak kerja senilai Rp302 miliar tersebut juga menandai dimulainya pengerjaan konstruksi proyek tersebut.
CEO Riyadh Group Indonesia Bally Sahputra mengatakan Setiabudi Condominium akan berada di Jalan Harmonika 2, Medan.
Rencananya, proyek ini terdiri dari enam menara apartemen dengan masing-masing berketinggian 15 lantai, dilengkapi dua lantai semi basement dan 3.276 m2 kawasan komersial. Keseluruhan proyek akan mencakup 848 unit yang dipasarkan secara bertahap.
"Setiabudi Condominium akan dibangun PT PP dengan nilai kontrak Rp302 miliar. Dari tender yang diikuti 7 perusahaan konstruksi, PT PP menawarkan harga paling realistis dengan kualitas spesifikasi terbaik sesuai yang kami inginkan," katanya, Jumat (20/10/2017).
Bally menambahkan, saat ini pihaknya akan fokus dulu pada pengerjaan konstruksi untuk menara tersebut yang ditargetkan selesai sekitar Juli 2019. Setelah itu baru penjualan akan digencarkan kembali.
Adapun kinerja penjualan sudah dilakukan secara bertahap. Dari Einstain Tower yang sedang dipasarkan sekarang, sekitar 20% sudah berhasil diserap konsumen dari total 282 unit.
Apartemen yang dekat dengan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) dan beberapa kampus lainnya itu ditawarkan dengan berbagai tipe dari satu tempat tidur, dua kamar tidur, dan unit dua lantai dengan tiga kamar tidur. Harganya cukup kompetitif yakni dari mulai Rp333,9 jutaan hingga Rp964 jutaan per unit.
Apartemen ini akan dilengkapi berbagai fasilitas kelas bintang lima seperti fasilitas olahraga, gedung pertemuan, fasilitas bermain anak, dan lahan parkir yang luas.
"Target pasar dari apartemen ini adalah mahasiswa, dosen, alumni USU dan Universitas Methodist yang dekat dengan lokasi apartemen. Selain penghuni kampus, para perantau yang tinggal di Kota Medan dari berbagai daerah seperti Jakarta, Aceh, Sumbar dan lain-lain termasuk mahasiswa asal Malaysia yang jumlahnya cukup banyak," ujar Sekretaris BPO DPP Realestat Indonesia (REI) yang juga Konsul Jenderal Nepal untuk Indonesia tersebut.
Bally menyebutkan, pasar apartemen di Medan memiliki potensi yang tinggi karena sebagai pusat bisnis dan pendidikan terbesar di wilayah barat Indonesia kebutuhan hunian di kota tersebut cukup besar. Apalagi Setiabudi Condominium ini menyasar segmen menengah, berbeda dengan pasokan hunian vertikal di Kota Medan yang selama ini didominasi apartemen kelas premium.
Kawasan Setiabudi memiliki pasar yang pasti sangat besar karena di sekitarnya ada 50.000 jiwa penduduk, ditambah 50.000 mahasiswa yang kuliah di USU dan beberapa kampus lain di sekitarnya. Sehingga hal ini menjadi alasan investasi apartemen di kawasan Setiabudi cukup menjanjikan baik untuk dihuni maupun disewakan.