Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 TAHUN JOKOWI-JK : Ini Dampak Penangkapan "Illegal Fishing"

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memaparkan sejumlah dampak positif kepada nelayan dari perang melawan praktik penangkapan ikan illegal fishing yang dilakukan selama tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK.
Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan kuliah umum kepada mahasiswa dan akademisi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (17/10)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan kuliah umum kepada mahasiswa dan akademisi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (17/10)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memaparkan sejumlah dampak positif kepada nelayan dari perang melawan praktik penangkapan ikan "illegal fishing" yang dilakukan selama tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK.

Dalam paparan tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK, Menteri Susi menjelaskan melalui penenggelaman kapal pencuri ikan, stok sumber daya ikan terus meningkat dari 6,52 juta ton pada 2011 menjadi 12,54 juta ton pada 2016.

"Hasil dari perang melawan illegal fishing, stok ikan naik dari 6,5 juta ton menjadi 7,3 juta ton (2013), kemudian tahun kemarin mencapai 12,5 juta ton," kata Susi di di Kantor Staf Presiden Jakarta, Rabu (18/10/2017).

Susi mengatakan hampir di seluruh kawasan perairan tangap di Indonesia dikuasai nelayan-nelayan asing ketimbang nelayan Indonesia. Kemudian sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo, pemberantasan "illegal fishing" gencar dilakukan.

KKP mencatat sejak akhir 2014 hingga memasuki triwulan akhir 2017, secara keseluruhan Menteri Susi telah menenggelamkan 663 unit kapal pencuri ikan.

Selain stok ikan yang meningkat, pemberantasan illegal fishing juga berdampak pada nilai tukar nelayan dari 104,63 pada 2014 menjadi 111,53 karena hasil tangkapan nelayan yang meningkat juga.

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) perikanan sebelumnya selalu di bawah rata-rata perekonomian nasional, yakni pada 2015 mencapai 8,35 persen, 2016 mencapai 7,03 persen dan 2017 mencapai 7,08 persen.

Hal lain yang patut diapresiasi menurut Susi adalah peningkatan konsumsi ikan di masyarakat. Data KKP mencatat konsumsi ikan pada 2014 sebesar 38,14 kg per kapita, kemudian naik menjadi 41,11 kg per kapita pada 2016 dan ditargetkan naik lebih signifikan menjadi 47,12 kg per kapita pada akhir 2017.

"Kalau dikali dengan 250 juta, itu sekitar 1,2 juta ton. Yang kita makan dari ikan baik budidaya maupun tangkap itu sudah 1,25 miliar dolar, ungkap Susi.

Sementara itu, ekspor perikanan pada 2015 menyumbang sebesar 3,94 miliar dolar AS kemudian naik menjadi 4,17 miliar dolar pada 2016 dan data sementara pada 2017 membukukan pendapatan 2,83 miliar dolar.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper