Bisnis.com, SEMARANG - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) menggenjot pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulonprogo di Yogyakarta.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastuktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaludin mengatakan pihaknya fokus pada penyelesaian permasalahan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan pembebasan lahan.
“Kami melakukan itu untuk mencari tahu informasi di lapangan perihal masalah-masalah apa saja yang masih menghambat. AMDAL juga belum sepenuhnya selesai, dalam waktu dekat kita akan undang pihak terkait masalah AMDAL ini,” ujarnya dalam siaran pers, (12/10/2017).
Untuk diketahui, letak geografis Bandara NYIA Kulonprogo di selatan Pulau Jawa rawan bencana, terutama bencana gempa bumi dan tsunami. Namun, pemerintah menyiapkan berbagai opsi mitigasi bencana.
Beberapa waktu lalu Kemenko Maritim bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sekretariat Kabinet (SETKAB), Pemerintah Daerah dan Perwakilan Masyarakat serta para akademisi sudah menyelenggarakan workshop Potensi Bahaya Gempa Bumi dan Tsunami beserta Metode Mitigasinya di Universitas Gajah Mada.
Kesimpulan yang dihasilkan dari workshop tersebut adalah adanya berbagai opsi yang meliputi, kekuatan bandara yang tahan gempa, penerapan gumuk-gumuk pasir, penanaman cemara udang dan mangrove dan yang tidak kalah penting adalah, sosialisasi mitigasi bencana kepada para warga agar cepat tanggap bila menghadapi bencana.
Selanjutnya, dengan selesainya pembangunan NYIA tahap pertama diharapkan tahun 2019 mulai dapat dioperasikan. Dengan beroperasinya bandara NYIA dapat dipastikan akan mengurangi beban bandara Adi Sutjipto yang sudah kelebihan kapasitas.