Bisnis.com, BATAM -- Perusahaan maintenance, repair, and overhaul milik Lion Air Group yaitu Batam Aero Technic sedang mempersiapkan sertifikasi dari European Aviation Safety Agency atau EASA.
General Manager Logistics Batam Aero Technic (BAT) Dedeng Ahmadi mengatakan setelah Juli lalu meraih sertifikasi Federal Aviation Administration atau FAA dari Amerika, BAT mengejar sertifikasi untuk Eropa.
"Project selanjutnya untuk approval European Aviation Safety Agency sertifikasi dari Eropa," kata Dedeng di BAT, Rabu (11/10/2017) malam.
Hal ini bertujuan agar pesawat-pesawat Lion Air Group bisa mengudara di Eropa dan sekitarnya.
Dia menjelaskan bahwa setiap jenis pesawat memiliki contract agreement dengan sertifikasi tertentu. Contoh lainnya pesawat ATR, ada contract agreement dengan ATR yang sifatnya konsinasi.
Oleh sebab itu, minimum perusahaan MRO harus bersertifikasi FAA. Misalnya sertifikasi FAA adalah approval dari Boeing, sementara sertifikasi EASA harus ada approval dari Airbus.
Baca Juga
"Hanggar ini [BAT] belum mengantongi EASA. Sementara GMF [Garuda Maintenance Facilities] sudah punya," jelasnya.
Dedeng menjelaskan untuk memiliki sertifikasi EASA, Lion Group harus melakukan banyak peningkatan. Alasannya, sertifikasi dari Eropa ini lebih kompleks ketimbang FAA. Salah satu contonnya adalah kerapian ruangan.
"Salah satu requirement EASA yang kita pikirkan juga, hanggar harus tertutup full. Harus ada pintunya, sementara FAA tidak perlu," ungkapnya.
Sampai saat ini BAT juga belum tergabung dalam asosiasi Indonesian Aircraft Maintenance Shop Association (IAMSA). Oleh sebab itu ke depannya Lion Group berupaya agar bisa maju dan menyaingi kompetitornya yaitu GMF AeroAsia.
"Kalau engine test, kita lebih maju dari pada GMF, karena GMF belum bisa" tuturnya.
Sebagai informasi, GMF juga mendapatkan sertifikasi berkelanjutan dari EASA (Europe Aviation Safety Agency), CASA (Civil Aviation Safety Authority) Australia, dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesia.
GMF juga telah mendapat sertifikasi AMTO (Approved Maintenance Training Organization) 147 dari EASA dan satu-satunya Airbus Remote Training Center (ARTC) di dunia.
BAT yang beroperasi sejak 2014 merupakam pusat perawatan dan perbaikan meliputi Aircraft Service, Engine Service, Landing Gear Service, dan Component Service, yang dibangun oleh Lion Air Group di atas lahan seluas 40.000 meter persegi.
Hingga saat ini hanggar BAT dapat menampung 12 pesawat narrow body dan 4 pesawat wide body secara bersamaan. MRO yang berada di bawah naungan Lion Air Group ini dapat mengakomodasi beberapa tipe pesawat seperti Boeing 737-300/400/500/600/700/800/900 ER, ATR 72-500/600, dan DHC 8.
Ke depan BAT juga akan mampu melayani pesawat dengan tipe A320 NEO dan CEO, A330, Boeing 737 MAX, dan Eurocopter E3135.