Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Sewa Hotel Jatuh Terimbas Aplikasi

Penambahan tamu memang rata-ratanya meningkat, tapi dari segi pendapatan terjadi penurunan sekitar 5%--10%
Kamar hotel Kosenda/kosendahotel
Kamar hotel Kosenda/kosendahotel

Bisnis.com, JAKARTA — Akibat penggunaan aplikasi penyewaan kamar hotel daring, harga sewa rata-rata kamar hotel turun drastis.

Industri perhotelan di Jawa dan Bali merupakan daerah yang paling terkena dampak atas semakin banyaknya aplikasi yang menyewakan kamar-kamar.

"Dari segi penambahan tamu memang rata-ratanya meningkat, tapi dari segi pendapatan terjadi penurunan sekitar 5%—10%," kata Alexader Nayoan, Chairman Jakarta Hotel Association.

Penurunan penurunan merupakan imbas dari harga rata-rata sewa kamar yang turun, karena pelanggan mulai beralih ke aplikasi penyewaan kamar secara daring. Ambil contoh, Airbnb, Airyroom dan Reddoorz.

Alexander menganalogikan kondisi terkini industri perhotelan persis dengan yang terjadi pada 2016 saat moda transportasi daring mengalahkan moda transportasi konvensional.

Perbedaannya, pemerintah sebagai regulator tanggap menetapkan regulasi tarif batas bawah setelah pecah kisruh saat demo supir taksi. Sementara untuk industri perhotelan, regulator belum ambil keputusan tarif batas bawah.

Alexander menilai ketanggapan tersebut karena pihak regulator pendapat nilai pajak untuk angkutan umum. Dia pun berharap regulator tanggap juga melihat perkembangan terkini Industri perhotelan.

Perilaku konsumen yang berubah dalam memesan kamar hotel, mendorong pelaku industrinya mencari cara lain untuk mengakali pengeluaran. Salah satunya dengan mengurangi tenaga resepsionis, karena dirasa membebani setelah merebaknya aplikasi.

"Saat ini para mitra kami pun lebih memilih memesan kamar lewat aplikasi. Sebelumnya mereka yang menawarkan harga, sekarang kebalik jadi kami yang menawarkan," kata Alexander.

Dia juga menambahkan mengenai target Kementrian Pariwisata untuk mendatangkan 20 juta turis asing akan sulit tercapai jika investasi industri perhotelan seret.

"Jika menilai dari sudut pandang objektif, iya pariwisata tumbuh. Terutama di wilayah Timur dan Utara Indonesia, karena banyak turis menyasar kesana. Tapi dari sudut pandang subjektif, kami ingin teriak," kata Alexander.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Pandu Gumilar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper