Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian berkolaborasi dengan Japan International Cooperation Agency meningkatkan daya saing industri nasional.
Harjanto, Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian (Kemenperin), menyampaikan Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) akan membantu Kemenperin untuk mengkaji mengenai peningkatan daya saing industri nasional demi menghadapi industry 4.0.
JICA akan melakukan studi terhadap tiga sektor industri di Indonesia yaitu otomotif, elektronik, dan industri pengolahan makanan.
“Ketiga sektor ini dianggap champion untuk bisa menggerakan pertumbuhan sektor industri ke depan. Tentu mereka melihat faktor daya saing kita dibandingkan dengan Asean yang lain,” kata Harijanto selepas kunjungan JICA ke Kemenperin di Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Menurutnya, sejumlah pilar diperlukan untuk mendukung daya saing, seperti produktivitas, efesiensi dan inovasi. Untuk mendukung daya saing tersebut JICA akan mengkaji turunan dari pilar tersebut mengenai peningkatan kualitas, supply chain, dan daya saing ekspor.
Menurut data dari World Economic Forum (WEF) terkait Global Competitiveness Index 2017-2018, daya saing Indonesia secara global tahun ini berada pada posisi ke-36 dari 137 negara. Posisi tersebut naik lima peringkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya di posisi ke-41. Selain itu, Indonesia menempati peringkat ke-31 dalam inovasi dan ke-32 untuk kecanggihan bisnis.
Dia menambahkan berdasarkan data WEF tersebut pasar Indonesia masih berpotensi besar dilihat dari ukuran pasar terbesar dengan peringkat ke-9. JICA akan meninjau beberapa hal yang harus diperbaiki oleh industri di Indonesia untuk menangkap potensi pasar yang terbukti besar.
“JICA akan membuat referensi terkait dengan policy [kebijakan] yang diambil oleh pemerintah untuk memperbaiki kekurangan industri saat ini,” imbuhnya.
Selain itu, Harijanto mengatakan JICA juga akan berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor industri dan kementerian. “Mengenai daya saing industri itu yang terlibat tidak hanya Kemenperin, tetapi juga semua kementerian yang terkait. Sehingga pengembangan kualitas sumber daya alam harus terjadi di semua kementerian,” ungkapnya.
Harijanto menjelaskan jika Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto secara khusus berpesan kepada JICA agar referensi penelitian terhadap policy ini harus segera selesai. “Pak Menteri memberikan waktu paling tidak November [2017] JICA sudah memberikan rekomendasi awal,” jelasnya.