Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan fisik proyek Mass Rapid Transit (MRT) fase II ditargetkan dimulai tahun depan.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William P. Sabandar mengatakan pihaknya tengah berupaya membebaskan lahan di Kampung Bandan, Jakarta Utara, seluas 12 hektare.
"Bagian penting fase II adalah pembebasan lahan untuk depo. Lokasinya di Kampung Bandan. Ada 3 jenis status tanah disitu, " katanya di Jakarta, Senin (9/10/2017).
Tiga jenis status tersebut adalah hak pemilikan lahan (HPL) milik PT Kereta Api Indonesia (KAI), hak pemilikan tanah warisan Belanda, dan HPL milik KAI tetapi hak guna bangunannya dimiliki pihak ketiga.
Untuk status pertama dan kedua pihaknya tinggal bekerja sama dengan KAI baik melalui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atau business to business.
"Tapi kalau HGB pihak ketiga akan dipanggil oleh Menko Kemaritiman untuk dicari jalan keluarnya, " tambahnya.
Baca Juga
Dia berharap pendanaan proyek untuk fase II segera disepakati dan pinjaman dari Jepang segera cair sehingga tender proyek bisa dimulai tahun depan.
Progres pendanaan, kata William, sudah sampai di tahap negosiasi mengenai porsi antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI.
Fase II MRT sendiri memerlukan dana sekitar Rp22,5 triliun. Itu di luar dana Rp2,56 triliun untuk menuntaskan pekerjaan fase I.
Progress fase I sampai saat ini sudah mencapai 80,5%. Akhir tahun ini diperkirakan sudah bisa tuntas sampai 90%.
MRT juga diminta pemerintah untuk mencari sumber pendanaan baru guna pembangunan fase selanjutnya. Opsinya bisa berasal dari donor ataupun investasi swasta.
Terkait rencana jalur MRT sampai Ancol, dua mengatakan hal tersebut bukan prioritas. Alasannya, pihaknya fokus untuk menuntaskan pembebasan lahan di Kampung Bandan terlebih dulu.