Bisnis.com, MALANG — PT Pindad (Persero) mengejar produksi munisi kaliber kecil (MKK) sebanyak 275 juta butir pada 2019 lewat pemanfaatan dana Penyertaan Modal Negara (PMN).
Dirut PT Pindad Abraham Mose mengatakan tahun ini produksi MKK perusahaan diproyeksikan masih mencapai 165 juta butir. Dengan adanya PMN sebesar Rp700 miliar, maka dapat digunakan untuk meningkatkan produksi MKK.
“Dana itu bisa terserap tahun ini juga dengan datangnya mesin-mesin produksi,” ujarnya di sela-sela Peletakan Batu Pertama Perluasan Pabrik Munisi dan Peresmian Produk Baru PT Pindad (Persero) di Malang, Senin (9/10/2017).
Dana PMN sebesar Rp700 miliar, dimanfaatkan untuk perluasan pabrik munisi yang dilengkapi peralatannya yang menelan Rp400 miliar, sisanya untuk Direktorat Pengembangan Teknologi dan Direktorat Industri.
Jika pun produksi MKK sudah tercapai 275 juta butir/tahun, dia yakinkan, jumlah munisi sebesar itu masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan TNI/Polri, latihan menembak, kebutuhan olahraga, TNI/Polri, bekal prajurit.
Kebutuhan riil bisa 2-3 kali lipat dari produksi sebesar itu. Karena itulah, PT Pindad akan melakukan kerja sama kemitraan dengan vendor-vendor dari luar negeri, seperti dari Cheko dan Kanada.
Kerja sama itu bisa berbentuk joint production dan built over transfer (BOT). “Namun semuanya masih dalam kajian. Belum ada keputusan apa-apa,” ucapnya.
Dengan adanya PMN yang dimanfaatkan perluasan pabrik serta lainnya, kata dia, maka ditargetkan pendapatan terus meningkat. Tahun ini, diproyeksikan pendapatan PT Pindad bisa menembus Rp2,7 triliun, naik daripada realisasi pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp2,3 triliun. “Tahun depan diproyeksikan lebih besar lagi, yakni Rp2,9 triliun-Rp3 triliun,” klatanya.
Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasad Mayjen TNI Dominicus Agus Riyanto mengatakan keberadaan Pindad sangat penting bagi eksistensi TNI, terutama TNI AD karena menunjung ketersediaan munisinya, persenjataan, maupun kendaraan tempurnya.
Dia mengibaratkan, hubungan TNI AD dan Pindad antara koki dan konsumen. Sebagai koki, Pindad menyediakan makanan kepada TNI AD untuk dikonsumsi. “Jika masakannya enak, langsung ditelan, namun jika tidak enak, maka dimuntahkan, dengan memberikan masukan-masukan kepada kokinya untuk melakukan perbaikan-perbaikan,” ucapnya.
Asisten Perencanaan Umum (Asrenum) Panglima TNI Laksamana Muda Siwi Sukma Adji menegaskan Pindad sebagai industri militer harus terus meningkatkan diri karena kemampuan TNI di tingkat internasional juga ditentukan oleh kinerja dari industri militernya.
Dia juga minta agar Pindad memperhatikan spesifikasi produk agar sesuai dengan spesifikasi persentaan internasional sehingga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan di level dunia, seperti digunakan misi perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa.
“Dengan spesifikasi yang diakui internasional, maka negara peserta penjaga perdamaian dari PBB akan bisa menggunakan persenjataan maupun kendaraan tempur dari Pindad,” ucapnya.