Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blue Bird Ogah Dicap Taksi Konvensional, Begini Terobosannya!

Label konvensional membuat kesan kuno dan tak adaptif terhadap perkembangan teknologi. Padahal Blue Bird justru lebih dulu memakai teknologi yang saat ini dipakai taksi aplikasi tersebut.
Direktur PT Blue Bird Tbk Andre Djokosoetono (kanan) dan Direktur Amelia berkunjung ke kantor redaksi harian Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (4/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Direktur PT Blue Bird Tbk Andre Djokosoetono (kanan) dan Direktur Amelia berkunjung ke kantor redaksi harian Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (4/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran penyedia jasa transportasi berbasis aplikasi seperti Uber, Gojek dan Grab tak hanya menggerus pasar milik taksi reguler, tetapi secara tidak langsung juga mempengaruhi citra mereka.

Direktur Marketing PT Blue Bird Tbk. Amelia Nasution mengatakan, pihaknya tak setuju dengan label 'konvensional' yang kerap disematkan terhadap .

Pasalnya, label tersebut membuat mereka terkesan kuno dan tak adaptif terhadap perkembangan teknologi. Padahal mereka justru lebih dulu memakai teknologi yang saat ini dipakai taksi aplikasi tersebut.

"Kami tidak setuju dengan label konvensional karena kesannya kuno. Lebih tepat kalau disebut taksi reguler atau taksi argo," katanya saat berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia, Rabu (4/10/2017).

Amelia menjelaskan, pihaknya sudah mempunyai aplikasi pemesanan taksi sejak 2011 yang diberi nama My Bluebird. Malah sejak 2004 teknologi global positioning system (GPS) pun sudah diadopsi untuk mendeteksi posisi armada.

Perusahaan berkode emiten BIRD ini juga menjalin kolaborasi dengan PT Gojek Indonesia dalam hal pemesanan taksi. Lewat aplikasi milik Gojek, konsumen dapat memesan taksi Blue Bird.

Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono mengatakan, kolaborasi tersebut sudah mulai menampakkan hasil walaupun belum terlalu signifikan.

Saat ini 80% pendapatan BIRD masih berasal dari bisnis utamanya yaitu taksi. sedangkan sisanya disumbang oleh angkutan wisata dan bisnis melalui anak usaha Big Bird dan rental korporasi. Namun, dalam 5 tahun ke depan porsi segmen nontaksi akan ditingkatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Abdul Rahman
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper