Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian tengah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki sumber daya manusia agar dapat memiliki kompetensi berbasis industri dan digital.
Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, menyampaikan Indonesia saat ini tengah melakukan perbaikan di berbagai bidang, termasuk dalam peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengajak generasi muda Indonesia untuk melek teknologi agar menjadi pebisnis startup digital.
Menurutnya, langkah pembinaan pebisnis muda tersebut sejalan dengan program pemerintah menumbuhkan industri kreatif dan mendukung gerakan nasional dalam menciptakan 1.000 startup digital. Adapun peningkatan daya saing manufaktur dan potensi ekonomi digital Tanah Air harus diimbangi dengan inovasi teknologi.
“Perlu dibutuhkan pusat-pusat inovasi industri untuk menunjang peningkatan SDM, kemajuan teknologi, dan penumbuhan wirausaha baru,” kata Airlangga dalam siaran pers, Sabtu (30/9/2017).
Adapun langkah Kemenperin untuk menunjang upaya tersebut dengan memfasilitasi pembentukan Technopark di lima kota besar di Indonesia, yakni Bandung (Bandung Techno Park), Denpasar (TohpaTI Center), Semarang (Incubator Business Center Semarang/IKITAS), Makassar (Makassar Techno Park – Rumah Software Indonesia), dan Batam (Pusat Desain Ponsel).
“Kami telah bekerja sama dengan Tsinghua University Beijing untuk pengembangan SDM dengan pelatihan trainer dan inkubator,” ujarnya.
Airlangga menjelaskan faktor yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan daya saing Indonesia adalah kesiapan teknologi. World Economic Forum menyoroti kesiapan teknologi di Indonesia yang masih perlu ditingkatkan, walaupun saat ini telah menunjukkan adanya perkembangan dibandingkan dengan dekade lalu.
“Selain itu, kita akui peringkat Indonesia masih rendah untuk efisiensi tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena penghitungan upah tenaga kerja secara bulanan dianggap tidak efisien. Negara maju menggunakan hitungan jam,” ungkapnya.
Menurutnya, pengembangan SDM Indonesia masih perlu ditingkatkan, terutama perlunya pelatihan khusus. Menanggapi tantangan ini Kemenperin tengah gencar menyukseskan program pendidikan vokasi yang mengusung konsep link and match antara sekolah menengah kejuruan (SMK) dan industri. Tujuannya adalah menghasilkan tenaga kerja yang terampil sesuai kebutuhan dunia industri saat ini.
Berdasarkan data United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Indonesia menduduki peringkat ke-9 di dunia untuk Manufacturing Value Added atau naik dari peringkat tahun sebelumnya di posisi ke-10. Peringkat ke-9 ini sejajar dengan Brasil dan Inggris, bahkan lebih tinggi dari Rusia, Australia, dan negara Asean lain.