Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Terbatas, Pengadaan Beras Bulog Masih Berat

Perum Bulog masih kesulitan mencari gabah dan beras guna memenuhi target pengadaan beras sampai akhir tahun ini sebesar 2,5 juta ton.
Pekerja membongkar muatan beras Bulog dari kapal, di Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara, Aceh, Rabu (30/8)./ANTARA-Rahmad
Pekerja membongkar muatan beras Bulog dari kapal, di Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara, Aceh, Rabu (30/8)./ANTARA-Rahmad

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog masih kesulitan mencari gabah dan beras guna memenuhi target pengadaan beras sampai akhir tahun ini sebesar 2,5 juta ton.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyampaikan Bulog terus memaksimalkan penyerapan beras guna memenuhi target yang telah dipasang, meski diakui berat.

"Ada banyak hal, pertama harga sebagian besar sudah naik. Kedua, dengan jumlah terbatas, maka harus berebut dengan pedagang," kata dia ditemui usai mengikuti diskusi Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pangan di kantor Perum Bulog, Jumat (22/9).

Penyerapan Bulog pasca fleksibilitas pembelian 10% di atas HPP sejak 7 Agustus hingga akhir September ini sebesar 330.000 ton.

Separuh dari pengadaan beras itu paling besar disumbang oleh Sulawesi Selatan rata-rata 4.000 ton - 5.000 ton per hari. Memasuki September, penyerapan berkurang menjadi 3.000 ton per hari.

Pada puncak panen raya, Bulog menyerap beras rata-rata 30.000 ton per hari. Memasuki musim gadu, penyerapan beras hanya 30%-40% dari puncak panen raya.

Djarot mengatakan pada pertengahan Agustus Bulog dapat menyerap beras rata-rata 10.000 ton per hari.

Namun, sejak pekan lalu penyerapan beras Bulog menurun menjadi 8.000 ton - 9.000 ton per hari seiring suplai dari Sulawesi Selatan yang mulai menurun.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron menyampaikan data statistik Kementerian Pertanian menunjukkan produksi beras berlebih.

Dengan menghitung produksi 79 juta ton GKP setara dengan 45 juta ton beras, sedangkan konsumsi 33 juta ton per tahun, maka semestinya Bulog tidak sulit mencari beras.

"Produksi tidak mencukupi kebutuhan," kata dia dalam diskusi yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper