Bisnis.com, JAKARTA-Belum lama ini pemerintah memutuskan untuk mendapuk Jack Ma sebagai penasihat e-commerce Indonesia. Pendiri Alibaba tersebut diyakini mampu berkontribusi bagi kemajuan e-commerce Indonesia.
Pemerintah tentu tak asal tunjuk. Kapasitas Jack Ma dalam bidang perdagangan berbasis digital sudah tak diragukan lagi. Usaha yang dirintisnya 18 tahun lalu kini telah menjadi raksasa dunia, bersaing dengan Amazon dan e-Bay.
Publik tentu bertanya-tanya, kontribusi apa yang bisa diberikan seorang Jack Ma bagi Indonesia? Perlu diketahui, selain di Indonesia, pria bernama asli Ma Yun ini lebih dulu ditunjuk sebagai penasihat di Malaysia.
Namun, patut dicatat bahwa selain sebagai penasihat, mesin bisnis milik Jack Ma juga menjadikan jiran kita itu sebagai hub logistiknya di Asia Tenggara. Sebuah ironi, mengingat Indonesia kerap didengung-dengungkan sebagai rising star e-commerce Asean.
Sebagaimana diketahui, e-commerce dan logistik tak dapat dipisahkan. Tanpa manajemen logistik yang baik mustahil e-commerce dapat berkembang.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menuturkan, tak perlu berekspektasi besar dengan ditunjuknya Jack Ma terhadap industri logistik Indonesia.
Baca Juga
"Menurut saya biasa saja. Jack Ma pasti menerima karena ada kepentingan. Indonesia punya market yang besar. Tapi itu tidak dibarengi seperti yang didapat Malaysia," katanya kepada Bisnis baru-baru ini.
Menurutnya, pelaku jasa logistik Indonesia sebenarnya sudah siap bersaing, termasuk dari sisi infrastruktur. Hal tersebut, katanya, sudah mulai berjalan sejak dua tahun terakhir.
Dia justru berharap pemerintah bisa melindungi usaha kecil dalam negeri. Bukan rahasia lagi jika UKM lokal sukar berkembang karena serbuan produk asing utamanya dari China.
Sedangkan Chief Executive Officer Iruna eLogistics Yan Hendry Jauwena berpendapat, nasihat Jack Ma mengenai e-commerce dan sistem logistik nasional tak serta merta harus dilakukan.
"Kita lihat apa yang kita bisa pelajari. Tapi bukan berarti semua nasihat harus dilakukan. Karena kalau tidak sesuai dengan planning kita ya sudah," paparnya.
Namun, dia juga berharap pelaku usaha berpandangan sempit sehingga menganggap kehadiran Jack Ma sebagai bentuk penjajahan ekonomi.
Menurutnya, Indonesia tetap dapat belajar kepada Jack Ma dan Alibaba mengenai cara memberdayakan UKM lewat e-commerce.
Sementara itu, konsultan senior Supply Chain Indonesia (SCI) Zaroni mengatakan, keputusan pemerintah menunjuk Jack Ma bakal jadi stimulus bagi perkembangan e-commerce Indonesia.
Pengalaman dan jaringan yang dimiliki orang terkaya nomor dua di China tersebut akan membuka akses pasar e-commerce Indonesia ke ekosistem regional dan global.
"Kehadiran Jack Ma akan meng-endorse investor global berinvestasi di Indonesia. Mulai dari marketplace, penyedia produk, sistem aplikasi dan perusahaan logistic e-commerce," ujarnya.
Selain itu, semangat entrepreneur anak muda Indonesia untuk berani mendirikan startup e-commerce akan semakin terpacu.
Pemerintah sudah punya peta jalan alias road map e-commerce yang tertuang dalam Peraturan Presiden dengan Nomor 74 Tahun 2017.
Perpres ini diharapkan dapat mendorong pencapaian ekonomi digital Indonesia. Pemerintah berambisi valuasi industri digital dalam negeri mencapai US$130 miliar pada 2020 mendatang.
Ada 8 poin yang diatur dalam peta jalan tersebut. Salah satunya mengenai tata kelola logistik. Pemerintah ingin memanfaatkan sistem logistik nasional (sislognas) sebagai urat nadi dari pengembangan e-commerce.
Cetak biru pengembangan Sislognas sendiri telah diundangkan sejak 2012 lalu dalam Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012.
Menarik untuk ditunggu, seberapa besar kontribusi Jack Ma terhadap e-commerce dan sistem logistik Indonesia. Apakah hanya sekadar mejeng nama, atau bermanfaat bagi perekonomian bangsa.