Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia masih mengimpor kapas sebagai bahan baku tekstil. Hal ini disebabkan ketidakmampuan tanaman kapas untuk tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia.
Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), mengatakan hampir 100% kapas kebutuhan industri diimpor dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Brazil, dan Australia. Kebutuhan kapas dalam negeri saat ini mencapai sekitar 900 ribu ton per tahun.
"Sebenarnya di Indonesia bisa tumbuh, namun kualitasnya tidak baik karena ada karakteristik dari kapas, di mana tidak boleh terkena air saat berbuah. Di Indonesia sulit karena hujan susah diprediksi," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/9/2017).
Sebagai perbandingan, Ade menyebutkan produksi kapas dalam negeri setiap hektar hanya 40% dibandingkan produksi kapas Amerika Serikat dengan luasan yang sama. Kemampuan memasok kapas dalam negeri hanya mampu mencapai titik paling tinggi sebesar 4% dari kebutuhan.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, secara nasional, kebutuhan bahan baku tekstil katun yang berasal dari kapas sekitar 42% dari seluruh produksi tekstil nasional. Tekstil sintetis masih mendominasi dengan kisaran 50%, dan sisanya adalah tekstil rayon.
Sementara itu, kebutuhan kapas sebagai bahan baku tekstil nasional saat ini tidak mengalami peningkatan karena tergantikan oleh polyester dan nilon yang harganya cenderung lebih murah. Pabrikan pun juga lebih banyak yang mencampur kapas dan polyester sebagai bahan baku tekstil.
Saat ini, harga kapas berada di kisaran 52 sen poundsterlin per pon. Adapun, nilai impor kapas Indonesia mencapai US$1 miliar tiap tahun. Kapas banyak digunakan untuk produksi pakaian dalam, kaos kaki, dan denim.
Lebih jauh, Ade menuturkan asosiasi tengah mengusulkan adanya pembebasan bea masuk bagi produk pakaian jadi ke Amerika Serikat apabila menggunakan kapas dari Negara Paman Sam tersebut mengingat Indonesia menjadi salah satu negara pengimpor kapas terbesar.
Anh Dung (Andy) Do, Wakil Cotton Council International (CCI) untuk Indonesia, menuturkan Indonesia merupakan pasar keempat terbesar untuk komoditas kapas Amerika Serikat. Setiap tahun, nilai impor kapas ke Indonesia mencapai sekitar US$400 juta.
CCI sebagai asosiasi perdagangan nirlaba yang mempromosikan kapas dan produk kapas dari Amerika Serikat dengan merek dagang Cotton USA menilai industri tekstil Indonesia masih berpeluang untuk terus tumbuh.
"Proyeksi pertumbuhan kami sama dengan proyeksi pertumbuhan industri tekstil untuk tahun ini sebesar 3%," ujarnya.