Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) optimistis peningkatan porsi impor kapas dari Amerika Serikat (AS) hingga 50% dapat mendorong tingkat utilitas produksi tekstil.
Rencana peningkatan impor kapas juga menjadi salah satu bahan negosiasi kepada AS untuk menekan tarif resiprokal impor atas barang asal Indonesia sebesar 32%.
Ketua Umum APSyFI Redma Gita Wirawasta mengatakan, dalam kondisi normal atau saat tingkat utilitas produksi 75%, kebutuhan kapas nasional yang diimpor bisa mencapai US$600 juta per tahun. Setengah atau 50% dari kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dari AS.
Namun, dengan kondisi utilitas industri saat ini hanya 45%, impor kapas hanya mencapai US$300 juta dengan porsi dari AS sebesar 17%
“Posisi saat ini karena kita dibanjiri impor benang, kain dan pakaian jadi hingga utilisasi hanya 45%, normalnya 75%. Konsumsi kapas hanya US$300 juta saat ini, dari AS hanya 17%,” ujar Redma kepada Bisnis, Kamis (10/4/2025).
Redma meyakini dengan mengurangi impor benang, kain dan pakaian jadi secara otomatis akan meningkatkan impor kapas dari AS. Dengan demikian, utilitas industri benang nasional naik.
Baca Juga
Jika utilitas industri benang pulih, maka produksi kain hingga pakaian jadi akan kembali bangkit. Terlebih, ketika ekspor barang ke AS dengan bahan baku dari negara tersebut, pemerintah AS akan memotong tarif hingga 20%.
“Apalagi, AS merupakan eksportir kapas terbesar di dunia. Jadi kita bisa impor dari AS hingga US$500 juta, bisa naik 3 kali lipat dari saat ini [produksi],” ujarnya.
Oleh karena itu, dia mendorong pemerintah untuk memperketat impor benang, kain, dan pakaian jadi agar industri nasional dapat bergairah mengimpor kapas dari AS.
Terkait rencana peningkatan impor kapas dari AS, pelaku usaha masih menunggu sinyal pemerintah untuk memperketat impor benang, kain dan garmen, termasuk memberantas ilegal impor.
“Kalau itu dilakukan, secara otomatis industri kita akan impor. Yang jadi masalah saat ini kan pemerintahnya belum bisa bereskan impor barang jadi dan barang antaranya, jadi impor kapas dari AS-nya turun,” pungkasnya.