Bisnis.com, JAKARTA- Pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker E dari Rusia dengan nilai mencapai US$1,14 miliar memberikan potensi ekspor ke Rusia bagi Indonesia sebesar 50% dari pembelian itu alias senilai US$570 juta.
Menurut keterangan tertulis yang diberi kepada jurnalis, kesepakatan ini ditandatangani pada 10 Agustus 2017 saat pelaksanaan misi dagang ke Rusia yang dipimpin Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita.
Pemerintah Rusia dan Indonesia sepakat menunjuk Rostec dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai pelaksana teknis imbal beli tersebut.
Dalam nota kesepahaman itu, Rostec menjamin akan membeli lebih dari satu komoditas ekspor Indonesia, dengan pilihan berupa karet olahan dan turunannya, CPO dan turunannya, mesin, kopi dan turunannya, kakao dan turunannya, tekstil, teh, alas kaki, ikan olahan, furnitur, kopra, plastik dan turunannya, resin, kertas, rempah-rempah, produk industri pertahanan, dan produk lainnya.
"Dengan imbal beli ini, Indonesia dapat mengekspor komoditas yang sudah pernah diekspor maupun yang belum diekspor sebelumnya," kata Mendag.
Ia menambahkan, Rostec diberikan keleluasaan memilih calon eksportir sehingga bisa mendapatkan produk ekspor Indonesia yang berdaya saing tinggi. Mekanisme imbal beli ini selanjutnya menggunakan kelompok kerja yang anggotanya berasal dari Rostec dan PT PPI.
Rusia adalah mitra dagang Indonesia ke-24 pada 2016. Nilai total perdagangan lndonesia-Rusia tahun 2016 tercatat US$2,11 miliar dan Indonesia mendapat surplus US$410,9 juta yang seluruhnya berasal dari surplus sektor nonmigas.
Ekspor nonmigas Indonesia tercatat US$1,26 miliar , sedangkan impor nonmigas Indonesia dari Rusia tercatat US$850,6 miliar. Ada pun perkembangan ekspor nonmigas Indonesia ke Rusia pada 2012-2016 tercatat positif 8,5%.