Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Pilih Gaet Investor Ketimbang Pinjam ke Bank

Mengundang investor menanamkan modal menjadi pilihan pengusaha logistik ketimbang mengajukan pinjaman ke bank.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi. /Bisnis.com
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Mengundang investor menanamkan modal menjadi pilihan pengusaha logistik ketimbang mengajukan pinjaman ke bank.

Yan Hendry Jauwena, Chief Executive Officer Iruna eLogistics mengatakan, pinjaman dari perbankan bukan solusi yang tepat untuk pelaku jasa logistik saat ini.

Kecuali ada skema khusus yang di tawarkan bagi para pengusaha di sektor ini.

"Strategic investment lebih cocok, tapi kondisi margin juga harus bisa di improve," katanya kepada Bisnis, Senin (21/8/2017).

Namun, Yan menekankan investor yang diundang tak mesti dari luar negeri. Malah lebih baik jika investor yang menanamkan modal berasal dari dalam negeri.

Dia menilai, kondisi pasar saat ini masih cukup sulit karena dari sisi pengantar barang atau transporter mengalami over supply. Di sisi lain, biaya operasional harus ditanggung terlebih dulu oleh pengusaha karena pembayaran dari konsumen lama dan marjinnya tipis.

"Susah juga kalau pinjam dari bank tapi dari operational margin hanya bisa bayar bunga dan operasional tanpa ada untung," imbuhnya.

Hal senada diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi. Menurutnya pengusaha logistik dan transportasi memilih mencari pembiayaan di luar bank melalui kemitraan atau kerjasama dengan pihak nasional atau asing.

Alasannya, bunga yang harus dibayarkan ke bank cukup memberatkan lantaran suku bunga masih tinggi. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2017, suku bunga rata-rata kredit untuk sektor logistik adalah 10,65%.

Statistik Perbankan Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, sejak Januari hingga Juni penyaluran kredit memang tumbuh 3,9%.

Namun, dalam rentang enam bulan tersebut penyalurannya fluktuatif. Penyaluran tertinggi tercatat pada Mei senilai Rp177 miliar, tetapi turun pada Juni menjadi Rp174 miliar.

Jika dilihat trennya, sejak 2011 hingga 2015 penyaluran kredit sektor logistik terus meningkat, tetapi memasuki 2016 malah menurun. Sedangkan sepanjang semester I 2017 cenderung stagnan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper