Bisnis.com, JAKARTA - Penyaluran kredit sektor logistik cenderung stagnan sepanjang semester pertama 2017.
Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan sejak Januari hingga Juni penyaluran kredit memang tumbuh 3,9%.
Namun, dalam 6 bulan tersebut penyalurannya naik turun. Penyaluran tertinggi tercatat pada Mei senilai Rp177 miliar, tetapi turun pada Juni menjadi Rp174 miliar.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan pelaku usaha di sektor logistik masih menahan diri untuk mengajukan pinjaman ke bank.
"Untuk tahun ini pelaku usaha lebih mengoptimalkan yang sudah ada dan melakukan perbaikan operasional maupun efisiensi," katanya kepada Bisnis pada Minggu (20/8/2017).
Dia menambahkan pelaku logistik dan transportasi juga cenderung mencari pembiayaan di luar bank melalui kemitraan atau kerja sama dengan pihak nasional atau asing. "Pola kerja sama B to B [bussiness to bussiness]."
Salah satu alasan mengapa pelaku usaha menahan diri untuk mengajukan pinjaman modal kerja ke bank adalah suku bunga yang masih tinggi. Berdasarkan data OJK, suku bunga rata-rata kredit untuk sektor logistik adalah 10,65%.