Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Datangkan Widebody, Sriwijaya Air Cari Dana dari Investor

Maskapai besutan keluarga Chandra Lie, Sriwijaya Air akan mendatangkan dua pesawat berbadan lebar pada akhir 2017 ini dengan menggandeng investor guna menggarap pasar penerbangan umrah.
Sriwijaya Air./JIBI-Paulus Tandi Bone
Sriwijaya Air./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA -- Maskapai besutan keluarga Chandra Lie, Sriwijaya Air akan mendatangkan dua pesawat berbadan lebar pada akhir 2017 ini dengan menggandeng investor guna menggarap pasar penerbangan umrah.

Direktur Komersial Sriwijaya Air Grup Toto Nursatyo mengatakan Sriwijaya Air sedang melakukan penjajakan dengan para investor. Namun, hingga saat ini, hasil dari penjajakan tersebut masih belum final.

“Rencana [mendatangkan pesawat berbadan lebar] tahun ini masih jalan. Namun, sampai saat ini, memang belum final. Yang pasti, pengadaan pesawat bukan dari kami, namun dari calon investor itu,” katanya di Jakarta, Minggu (6/8/2017).

Toto mengklaim skema mendatangkan pesawat berbadan lebar (widebody) dengan cara menggandeng mitra strategis merupakan hal yang baru. Namun, dia meyakini banyak investor yang tertarik dengan skema kerjasama tersebut.

Apalagi, sambungnya, pangsa pasar penerbangan umrah dari Indonesia selama ini terus meningkat. Bahkan, beberapa maskapai asing juga telah ikut menggarap pasar penerbangan umrah tersebut.

“Apabila dua pesawat widebody itu berhasil didatangkan, kami akan fokus ke penerbangan umrah. Namun, tidak menutup kemungkinan, dua pesawat itu juga diarahkan ke destinasi potensial lainnya, seperti China,” tuturnya.

Dari skema kerja sama tersebut, Sriwijaya Air akan bertugas menyiapkan seluruh sarana pendukungnya diantaranya seperti penyediaan pilot dan kru kabin. Menurutnya, kebutuhan pilot untuk dua pesawat widebody mencapai 24 orang.

Kinerja Keuangan
Toto mengungkapkan bahwa skema yang ditawarkan Sriwijaya Air dalam mendatangkan pesawat berbadan lebar tersebut juga bertujuan untuk menjaga kinerja keuangan perusahaan tetap sehat.

“Pemegang saham kami memang konservatif. Namun, karena hal itu juga, Sriwijaya Air menjadi satu-satunya maskapai yang tidak mempunyai utang modal kerja di bank, khususnya dalam mengembangkan usahanya,” ujar Toto.

Untuk pengembangan bisnis, Sriwijaya Air berencana melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada kuartal IV tahun ini. Saat ini, maskapai masih melakukan proses persiapan IPO tersebut.

Toto optimistis saham perdana Sriwijaya Air akan diserap pasar mengingat laporan keuangan maskapai dalam tiga tahun terakhir ini cukup positif. Bahkan, beberapa maskapai asing juga tertarik untuk memiliki saham Sriwijaya Air.

Sementara itu, Direktur Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati menilai pasar umrah di Indonesia merupakan pasar yang gemuk bagi maskapai. Oleh karena itu, tidak sedikit maskapai yang juga ingin ikut merasakan keuntungan dari pasar tersebut.

“Saya mengusulkan agar Sriwjaya Air mengincar pasar menengah ke bawah ketimbang pasar atas. Pasalnya, persaingan pasar atas untuk umrah cukup ketat, baik dari maskapai dalam negeri maupun maskapai asing,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper