Bisnis.com, JAKARTA—Yordania berencana meningkatkan eskpor dan kerjasama di sejumlah bidang ekonomi dengan Indonesia, di tengah upaya negara tersebut melakukan diversifikasi pasar ekspor.
Ketua Kamar Industri Yordania (Jordanian Chamber of Industry) Adnan Abu Al Ragheb mengatakan, negaranya kini sedang gencar melakukan ekspansi ekspor di pasar non-tradisional seperti Afrika dan Asia. Indonesia sendiri dinilai sebagai pasar yang paling potensial di Benua Kuning.
"Di tengah lesunya perekonomian dunia dan konflik yang terjadi di negara tetangga, Yordania sedang berupaya mencari pasar non tradisional, termasuk Indonesia untuk memasarkan produk-produk ekspor unggulan kami," kata Al Ragheb dalam keterangan resmi KBRI Yordania, Kamis (3/8).
Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan Indonesia nilai perdagangan kedua negara mencapai US$256 juta pada 2016. Menurut Al Ragheb jumlah tersebut belum mencerminkan potensi sesungguhnya. Pasalnya, Yordania disebutnya memiliki sektor industri yang kuat dan menjadi penopang utama perekonomian negara.
Sejumlah industri unggulan Yordania a.l. terdiri dari industri perbankan , asuransi, real estate, transportasi, komunikasi, perdagangan, restoran dan perhotelan, konstruksi,serta pertanian.
Guna meningkatkan kerjasama tersebut, perwakilan pengusaha dan pemerintah kedua negara telah bertemu dalam Forum Bisnis Indonesia-Yordania di Yordania pada Selasa (1/8) lalu.
Adapun, delegasi pengusaha Indonesia yang datang ke Yordania mayoritas bergerak di sektor industri semen, migas dan baja. Mereka adalah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. serta Pertamina Holding yang diwakili oleh PT Badak NGL dan PT Patra Badak Arun Solusi.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Yordania Andy Rachmianto kesepakatan dengan Yordania sangat penting di tengah upaya Tanah Air yang ingin memacu diversifikasi pasar ekspor non-tradisional ke Timur Tengah.
Menurutnya, Yordania akan menjadi negara penghubung untuk akses pasar yang lebih besar seperti AS, Uni Eropa, negara-negara Arab, Kanada, dan Turki.