Bisnis.com, MAKASSAR -- Keterbatasan fasilitas pendingin kontainer atau reefer plug di Terminal Petikemas Makassar dikhawatirkan mengganggu performa pengiriman komoditas perikanan maupun komoditas lainnya yang menggunaan reefer container.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Sulselbar Syaifuddin 'Ipho' Syaifudi mengemukakan kondisi tersebut bahkan bisa menjadi penghambat akselerasi ekspor komoditas perikanan dan kelautan dari Sulsel yang digencarkan dalam beberapa tahun terakhir.
Menurutnya, pergerakan kontainer berpendingin (reefer container) ekspor/impor maupun domestik yang melalui TPM juga terus mencatatkan pertumbuhan relatif agresif sehingga membutuhkan fasilitas reefer plug.
Dia mencontohkan, pergerakan reefer container dengan muatan komoditas perikanan dan kelautan berbasis ekspor di Terminal Petikemas Makassar (TPM) telah berada di volume rerata 128 unit sedangkan kapasitas terpasang hanya 78 reefer plug.
"Operator seharusnya jangan abai kondisi seperti ini. Pertumbuhan ekspor marine product mesti diimbangi dengan penambahan fasilitas reefer plug, karena jika tidak, komoditas kita bisa busuk, rusak," katanya kepada Bisnis, Selasa (1/8/2017).
Untuk skala lebih luas, lanjut Ipho, keterbatasan fasilitas reefer plug itu dinilai pula tidak mendukung upaya agresif Pemprov Sulsel yang mematok peningkatan ekspor tiga kali lipat terkhusus segmen kelautan dan perikanan.
Baca Juga
Janji Tambah Fasilitas
Sekadar diketahui, Terminal Petikemas Makassar merupakan kelolaan dari PT Pelindo IV (Persero), pelayanan kargo kontainer dari Sulsel ke pasar ekspor secara langsung.
Ipho menguraikan, pihak operator sebenarnya telah menjanjikan bakal melakukan penambahan fasilitas reefer plug sejak dua tahun silam, namun hingga saat ini belum direalisasikan.
"Bahkan saat itu [dua tahun lalu] kami menyepakati kenaikan tarif untuk pemanfaatan reefer plug dengan garansi jika operator akan melakukan penambahan fasilitas," ungkap dia.
Adapun penambahan fasilitas reefer plug itu kedepannya tidak hanya terbatas pada mendukung komoditas perikanan kelautan, tetapi juga komoditas lainnya seperti bahan makanan, holtikultura serta jenis lainnya.
"Ekspor Sulsel juga ada banyak, seperti buah-buahan segar serta lainnya yang membutuhkan skema cold storage. Ini mesti jadi perhatian," papar Ipho.
Pada kesempatan berbeda, GM TPM Pelindo IV Josep Benny Rohy mengatakan penambahan fasilitas reefer plug direncanakan direalisasikan pada 2018 mendatang dengan mengacu pada beberapa pertimbangan perseroan.
Salah satunya, perencanaan perseroan tersebut berpatokan pada kapasitas terpasang reefer plug yang diklaim masih memiliki ruang yang cukup dalam melayani pergerakan kontainer berpendingin melalui TPM.
"Kalau berbicara utilitas, saat ini mencapai 46% dari 60% sehingga masih ada space untuk menampung reefer container. Dari kondisi ini, barulah pada 2018 nanti direncanakan ada penambahan reefer plug," urai Josep.
Selain itu, lanjut dia, penambahan fasilitas reefer plug masih membutuhkan koordinasi dengan pihak terkait terutama pada kesiapan pasokan listrik untuk menopang fasilitas reefer plug.